#9
Buah Hati
Bersyukur menjadi menu wajib
Umpama makanan utama
Apa-pun keadaanya
Harus
Hidup
Amanah dijaga
Titipan Allah Mahakuasa
Ikhlas menjalankan perintah-Nya pasti
@@@@@
Kehadiran buah hati yang mungil menjadikan rumah mamak selalu ramai dikunjungi sanak keluarga handai tolan, semarak. Keceriaan makin lengkap bahkan cenderung heboh kalau Elis adik Neneng mengunjungi kemenakannya, dari mulutnya mengalir cerita lucu tentang kemenakannya. Bayi mungil itu diberi nama Najwa Zahra yang artinya kurang lebih bisikan bunga dengan harapan kelak menjadi wanita salehah, bunga lambang wanita.
Najwa, bayi mungil berkembang menjadi balita yang menggemaskan, sesiapa yang berjumpa pingin nyubit pipinya. Kegembiraan Neneng mengurus buah hatinya menyebabkan abai terhadap penampilannya, bukan sengaja. Ternyata keasyikannya bersama buah hati berakibat fatal, suaminya sering pulang larut malam dengan alasan lembur namun sejatinya mencari kegembiraan di luar bersama sekretarisnya. Tak sengaja waktu suaminya mandi ada pesan masuk berkali-kali, iseng dia lihat dari siapa. Isi pesannya berisi ucapan terima kasih kejadian semalam dan minta untuk mengulangi lagi secepatnya, kangen!
Kepercayaan yang ia berikan kepada suaminya tercabik-cabik, menjadi puing-puing yang susah untuk disatukan lagi. Ibarat gelas kaca yang jatuh retak tak akan bisa pulih kembali seperti semula, walau digunakan lem paling modern sekali pun, tetap membekas. Kehidupan yang penuh madu kehidupan bak surga dunia berubah seperti di neraka. Dia sekarang fokus urus anaknya, Najwa.
Cuti kuliah sesemester sejak persalinan sudah berakhir, kini Neneng bertekad untuk menyelesaikan kuliahnya supaya bisa mandiri. Ditekuni semua mata kuliah, dikajinya baik-baik. Dengan bimbingan dan arahan dari dosen dosen wali yang sabar, dia lulus dengan pujian walau mundur satu semester. Karena progam pemerintah dia langsung diangkat menjadi CPNS di SMA wilayah kota kembang.
Mulailah dia bertugas sebagai guru dan terkenal sebagai Bu Guru Neneng. Sifat pendiamnya yang dipaksakan oleh suami masih dijalani kalau bergaul dengan teman sejawat. Namun beda kalau di depan kelas, supel, periang, bisa menganggap teman pada murid-murinya. Tak ayal banyak yang curhat padanya walau bukan guru BK, tapi guru Biologi. Murid-muridnya yang selesai curhat bercerita kepada temannya sehingga dari mulut ke mulut mereka yang punya masalah ngantri konsultasi kepada Bu Neneng. Ternyata kebaikannya tidak berbuah manis, teman sejawatnya yang guru BK merasa kaplingnya diambil.
(bersambung)