[caption id="attachment_87457" align="aligncenter" width="300" caption="Darimana lagi kalau bukan google? Hehe..."][/caption] Waktu kecil aku berjanji, aku hanya pacaran sekali. Pacar pertamaku harus menjadi isteriku. Ciuman pertamaku adalah untuk isteriku. *** Kemudian waktu merentang begitu panjang. Begitulah, kami akhirnya berada di sebuah hotel di kota besar. Tentu saja berbeda kamar. Dia pacar pertamaku. Aku? Pacar kesekiannya... Lalu momen itu datang tiba-tiba. Entah siapa yang memulainya. Mungkin aku, mungkin tidak seorangpun. It just happenned. *** Tidak berapa lama kami putus. Cukup di telepon. Dan aku meributkan ciuman itu. Tapi aku sudah menciummu!!! Oalah, dengan entengnya dia menjawab. Ada apa dengan ciuman? Dia juga berciuman dengan pacar-pacar sebelumnya. Aku protes lagi, itu ciuman pertamakuuuuu! Sesaat diam, lalu dia berkata betapa beruntungnya dia mendapatkan ciuman pertamaku. *** Waktu, sekali lagi berlalu. Tapi ciuman itu adalah yang pertama dan yang terakhirku. Aku memang pernah pacaran lagi dengan wanita lain. Bahkan hampir menikahinya. Tapi sampai kami putus, aku tidak pernah menciumnya. *** Kalau entropi bisa dibalik, aku ingin kembali ke momen ciuman itu. Demi waktu, aku akan menghapusnya. Sesuai kesepakatan, kami mencatatnya sebagai kesalahan sejarah saja.