Mohon tunggu...
ag ry
ag ry Mohon Tunggu... -

bla bla bla...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Tua

5 Oktober 2010   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


duduk tafakur,

lelaki tua dengan badan tinggal tulang kulit yang membalut

...tafakur di ujung umur menanti kubur,

tak ada dansa dansi yang memikat hatinya,

tak ada minuman yang memuaskan dahaga,

hanya cinta yang abadi yang didambakannya

seribu bulan menari-nari, menggoda tiada henti,

liak liuk perawan menimpali,

ular-ular bekasakan menambah riuh tetabuhan nikmat sesaat,

magis tangan-tangan tak tampak, puasi nafsu....

lelaki tua kembali tafakur,

bagai uapan embun di tengah hari,

ia terbiasa mengekang berjuta derita,

dari tunduknya kepala, ia bicara

tak ada dua cinta di hatinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun