Mohon tunggu...
Hts. S.
Hts. S. Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Tak bisa peluk ayahmu? Peluk saja anakmu!" Hts S., kompasianer abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Baru Sadar, Begini Natal Hadir di Rumahku

4 Desember 2014   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu boleh dibilang cepat berlalu. Terutama jika untuk urusan bayar membayar, mulai membayar angsuran rumah, uang kuliah, langganan tv dan lain-lain yang harus dibayar. Tapi di saat yang sama waktu juga bisa bergerak sangat lamban, hanya untuk satu alasan, yaitu tanggal gajian. Begitulah nasib pegawai sepertiku, bukan pengusaha seperti kawanku.

Waktu juga terasa cepat berlalu, karena setiap hari kerja dengan ukuran waktu yang dipenggal-penggal. Waktu setahun bukan lagi 12 bulan, bukan 365 hari, tetapi hanya 4 penggalan yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Saat nilai-nilai performance belum mencapai sasaran yang diharapkan, waktu kalau bisa kutahan jangan berlalu dahulu. Tapi dia tak perduli, dia akan berlalu, entah performance-ku sudah baik atau belum. Begitulah selalu berkejaran dengan waktu, dan dia selalu menang.

Pagi ini, kuketikkan "lagu natal" di Google. Lalu kucoba klik sebuah link. MALAM KUDUS. Sekarang sudah Desember, kuingat Ibu di kampung. Waktu begitu cepat berlalu. Sebagai anak, belumlah banyak yang bisa kuperbuat untuk membahagiakan beliau, walau kutahu dia selalu bahagia melihat kami sehat-sehat saja. Teringat syair lagu Batak, "goarna ma anakmu, na adong di parratoan, napuran sangkababa pe inang dang tartongoshon". Ada rasa berkecamuk menyambut Desember ini, menyambut perayaan Natal tahun ini.

Kudengarkan dan kudengarkan lagi lagu "Malam Kudus" ini.

Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap;
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.

Anakku dua. Hasian (4) dan Hasiana (1). Anak yang tumbuh sehat-sehat. Seringkali saya dan istri memandangi wajah mereka ketika tidur. Wajahnya damai, tenang. Kami kadang terheran kalau saat ini sudah menjadi ayah dan ibu dari dua anak yang sedang tertidur lelap ini.


Pagi ini kutersadar, betapa di tengah pergumulan hidup sehari-hari, ternyata Natal dan sukacitanya selalu hadir di rumahku. Anak tidur tenang.

Selamat Hari Natal, sukacita menyertai kita semua. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun