Mohon tunggu...
Sididq Abdi Silalahi
Sididq Abdi Silalahi Mohon Tunggu... Jurnalis - apalagi yang kau minta setelah semua Hal itu aku turuti , mau apa lagi yang kau kehendaki semua akan kutunjukkan Bahwa tak pernah terjadi apa apa dengan aku namun kau memaksakan diri kalau aku mengetahu Kelakuakn apa yang kau lakukan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Kanibalisasi, Banalisasi dan Genoside

29 September 2021   19:18 Diperbarui: 29 September 2021   19:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Di Dunia yang basurd ini barangkali semua kemungkinan serba akan terjadi , dan semua rencana akan dikembalikan Kepada perencana , selalu berulang seperti itu . 

Maka dal;ah langkah terbaik Jika nanti  Permintaan klarifikasi  dari yang berwajib meminta penjelasan yang sebenarnya sudah selesai , karena prose Hukumnya audah berjalan lebih 10 tahun berjalan dan di  kondisikan sedemikian rupa dalam peti Hampa " Peti es Pen gadilan " Jika nantinya akan adanya dan atau tidak adanya masalah  itu terabaikan  lagi karena pertimbangan Khusus  dan tidak diakomodir  lagi  , 

maka para pencari keadilan ini akan berharap kemana lagi , palagi  Lembaga Hukum  selalu berpihak Kepada Yang kuat dan memiliki ( ok The have dan tracking)  maka hal itu  sebenarnya  tidak Pada tempatnya  Jika  Penina booan  korban Persekusi dan Terror  Preman Berseragam , sehingga takut dengan cara pelayanan yang selalu berakhir Kebuintuan dengan alasan kehadiaran suatu yang absurd dalam penegakan hukum di daerah . 

dan upaya Menakut nakuti si penakut  yang justru beb ahayya dan me nakutan dalam Upaya  pengecohan Ultimate -non- Unlimited  dalam Upaya  kasus settingan kasus selalu dilakukan dengan mengabaikan kepentingan dan harapan Pengadu dan Korban ,Supremasi Hukum jadi alat politis yang berkelindan jadinya di gunakan untuk mendesak dan menindas   Para  korban yang dalam posisi lemah dan  sulitnya   Masyarakat mencari keadilan melalui kanal kanal yang katanya disediakan Penyelenggaran Negara , kalau memang benar Sudah On lie n in line srvicces , dan atau One stop in Line .   

namun Bom waktu  Menati suatu saat pasti akan meledak  dengan bergulirnya waktu akan adanya fakta yang berbicara sendiri  Bukan Oleh Lip Servicces pemangku adat dan kepentingan  yang punya Kepentingan menghanguskan  berkas berkas pencahari keadilan , karena dianggap " maaf "garing " , sebab  jika nanti suatu saat  semua aduan , pengaduan dan laporan terus dibegitukan dan masyarakat merasa tidak mendapat pelayanan yang baik , yang bersangkutan sudah  dan hanya  Bisa  melakukan "Kepenulisan" di jalanan  dalam laporan dalam bentuk tertulis , 

lalu ditempel dimana mana dalam redaksinya sendiri yang jangan lagi disalah kan , memang irtu harunya ada reproduksi dan  pengulangan  yang dilakukan dalam kerjasama Team  maka hanyalah dengan Langkah langkah itu yang bisa dilakukan Oleh katanya sementara  tangan tidak bertanggungjawab 

 Apalagi jika  kejadian Beruntun yang menimpanya tanpa sebab dan akibat dan tahu tahu ada apa ? s

ebuah pertanyaan klise ,Maka adalah Jruntes  jika atas semua  kejadian beruntun  yang  terjadi dan dilakuka n tangan tangan tidak bertanggungjawab   dan direkayasa Orang lain  pada  Kejadian   yanhg menimpa   "Korban korban Persekusi ", proses  banalisasi , kriminalisasi ,arogansi dan Kriminaliaasi , banalisasi  itu barangkali tidak dikenal dalam istilah , dimana  proses Hukum di tingkat paling Bawah sangat sulit  di gerakkan karena mereka bersikeras Belum ada kejadian kriminal disana , karena tanggapannya sudah seperti itu ,

Jika sesuatu itu tidak terjadi maka  tidak mungkin kejadian seperti itu terjadi . maka Adalah kejadian dan peristiwanya yang musti dapat diusut  tuntas , dengan harapan agara jangan  lagi ada  Proses  pemaksaan Settingan seperti yang dilakukan septitank SD  dan kawan kawanya Pada sprima  simana istilah terminologi banalisasi kriminalisasi ditingkat paling bawah , 

Banyaknya reka kasus kriminal Pidana  yang belum dipersiapakan  Bentuk dan  caranya . Bentuk rekayasa itu diantarantya adalah Kriminalisasi yang dikerjasamakan di tingkat terkecil Desa , Dukuh , Susun ,dan RT . Dari ketentuan itu  tidak ada suatu kejadian yang berdiri sendiri . semua ada penghasut , aktor intelektual dan  Para pelaku.

sekalipun  Para Korban Tahu kejadian namun melihat rumitnya suatu kilas perkara , maka terpaksa wait and see , bahkan terpaksa bersembunyi karena bersinggungan dengan kepentingan Negara , dan ini Musykil dapat dilakukan dengan Ngawur .

Pelaporan  Khusus tentang intelijen adalah hanya sebagian  Kecil proses Yang sekian lama dilaporkan sehingga  Patra Terlapor  Bermain asyik M'syuq dengan  Petugas mencarai benang yang salah urus , Untuk itu  dalam Mengungkap kejadian Perkara  Petugas harus je;li ada sindikat apa didalam Kejadian perkera persekusi dan penculikan yang dilakukan Kepada para Korban ,

hal ini bukan Pengakuan : setelah Korban di Kriminalisasi dan Di setting di KaDeT kan sebagaimana  , aktor pesanan di Lintas terbaca desa , seorang bernama SB selalu  menekankan danm masuk Intervensi melakukan Genosida , agar  korban terpojokkan baik dalam lintas spesimen maupun dalam lintas jarak tempuh. Permainan Watak yang sudah dirancang oleh  "pelaku " menjadi titik pendulum paling mudah  Rekayasa Kejadian penculikan dan premanisme di suatu titik , 500 personil dikerahkan 3 blandar dan 1500 Genting dibekuk dan dipecahkan untuk mengacoh suatu kejadian. 

tanpa Kesalahan pun  Terlapor terpasksa ditahan di kandang Anjing BM , selama kurang lebuh tiga Bulan Tanpa Proses , lainnya selama enam Bulan , seolah -Olah dikejar petugas -  

Dalam pengejaran entah da;lah  proses hukum seolah olah teroris dan Penjahat besar : Kesalahan skenario  membuat  Para sutradara menggerutu , Berdasarkan  keterangan DRN "lasus itu tidak hanya jadi satu dan tidak tertuju Pada satu tempat saja , di titilpas puncak barat , di lintas timur . selatan dan di tengah sudah dipersiapkan Penembak jitu , aksi kejar kejaran Pun terjadi terkecoh dengan aksi tikus di dalam slorokan , serta aksi babi ngepet dibawah meja untuk menuju duduk satu meja dalam tanggung permasalahan  .

Tarik Ulur kepentingan pun terjadi , dugaan dan sangkaan  yang di  tuduhkan Kepada "Objek " berbalik arah kepada  Penyerang , yang sudah menyiapkan apokaliptos 400 tahun kejadian Te Owel ,  serangan Pun berbalik kepada medan serang dan jurus Dewa mabuk melempar angin jadi andalan do we Green , lakukan semua dengan lembut .

Aksi  lain  yang dilakukan para pejenggot kambing Buntung adalah Percobaan pembunuhan Bersindikat Kepada Para Korban pun dilakukan , Mereka kebakaran jenggot sehingga bau kebakaran itu menyengat apakah itu jenggot kambing atau Anjnxxng dan manusia atau separoh arwah .

yang Jelas ada r4 titik tumpu untuk  melakukan penangkapan , namun semua tidak semudah itu , apa yang  dilakukan  seorang intelijen Berbeda dengan Apa yang dilakukan Orang gila , semua Terukur , dan tidak boleh semua berjalan masing Masing dan sendiri sendiri dengan lintas Medan.

The Owel Pun mencari saranG lebah madu untuk menyiapkan makanan beruang berdarah, sebab jika tidak berhati hati dan berpura pura mati maka akan dirobek robek oleh  hantu berdarah , # vampir dan satu keluarga vampire itu akan menghabiskan keluarga  Berilmu  pada intinya selalu  mendapatkan satu dari seribu8 harapan  jika menganut faham penyelesaian Masalah tanpa masalah , yaitu bersih dengan jangan bikn masalah  agar tidak kena masalah .

Mungkin barangkali Pembaca akan bingung membaca Jurus Sexzu dan qua Xing sebab semua sudah ada alurnya jika membaca dan melihat Filem danzel Whasingthon The men Of Fire , dan beberapa Novel berdarah soal Tradisi untuk dapat hidup tertata .

 Menyusun kehidupan baru mungkin  tidak akan menyelesaian masalah , 

namun dalam hidupnya barangkali tanpa  membuata masalah baru barangkali akan gatal.  bukan mendeskriditkan Klain Klan , namun khluk khlkuk Khan  memanggil , bahawa pada saatnya semua  tradisi harus diberangus dan dibangun Tradisi baru, memiliki bantyak wajah dan banyak muka  dengan sisorentasi ruang .,, sebab sebagai wayang hanya menjalankan lakon dalang .

Sholikul Hadi : absurdis Mentahan

Pengamat sosial prapara psikologi dan filsafat

Erg\o sum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun