Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Horor Covid-19 Kapan Berakhir, Kesehatan atau Ekonomi Dulu?

2 September 2020   21:42 Diperbarui: 2 September 2020   21:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap Bekerja di Tengah Pandemik Covid - 19 (Dok Pribadi Sudiono)

UPDATE COVID-19

Peningkatan penduduk terinfeksi Covid-19 di Indonesia kian hari kian mengkhawatirkan. Penanganan oleh Pemerintah Indonesia bahkan direspon kurang baik oleh negara tetangga seperti Malaysia. 

Negara jiran tersebut melarang Warga Negara Indonesia baik pengusaha, pelajar, mahasiswa, pemukim tetap, bahkan famili yang punya hubungan kekeluargaan dengan asal Indonesia tak boleh mengunjungi semenanjung Malayu tersebut. 

Kita khawatir akan diisolasi masyarakat Internasional dengan akan bertambahnya negara di dunia ini yang melarang Warga Negara Indonesia berkunjung ke negaranya. Korban virus corona setiap hari bertambah selama hampir enam bulan pandemi melanda Nusantara. 

Kompas mencatat penambahan kasus posiitf Covid-19 sepanjang Sabtu (29/8/2020) mencatat 3.308 orang atau naik 305 orang dibandingkan hari sebelumnya. Rasio positif rata-rata dari total pemeriksaan nasional 13 persen jauh di atas batas 5 persen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Begitupun jumlah penduduk yang menghadap sang khalik per 1/92020 sudah mencapai 7.600 orang tewas. dan 102 dokter meninggal dunia. Apa yang salah dalam penanganan Virus Covid-19 di tanah air? Apakah Bangsa ini harus menyerah melawan virus Corona? Apakah bangsa ini meng"enteng"kan virus Corona karena terbuai berita bahwa vaksin anti Corona bakal hadir sebentar lagi. 

Apakah bangsa ini memang sudah jenuh mengantisipasi bagaimana menahan penyebaran Covid-19. Apakah membiarkan aktivitas roda perekonomian cara lain melawan virus Corona dengan  herd Immunity ? Banyak pertanyaan menggelitik antara apa dan kenapa banyak korban berjatuhan dari penularan Covid-19.

PANGLIMA TAGAR

Awal merebaknya virus Covid-19, kita diingatkan bagaimana media massa elektronik, cetak dan selebaran di jalan protokol, serta sekitar Jabodetabek banyak mengedukasi masyarakat akan bahaya virus ini. Masih ingatkah dengan tagar  #STAY AT HOME #JANGAN MUDIK DULU #PROTOKOL KESEHATAN. #MASKERMU MELINDUNGI KU, MASKERKU MELINDUNGIMU. Keempatnya bisa saya sebut sebagai Panglima Tagar Pencegahan Covid-19. 

Stay At home mulai diterapkan Maret 2020 lalu ternyata membawa keberkahan. Masyarakat yang ketakutan terjangkit virus corona setia berdiam diri di rumah masing-masing. Meninggalkan segala jenis aktivitas. Sensitivitas warga tinggi tatkala bertemu dengan orang yang tidak serumah. Phobia dan saling curiga jangan-jangan... Tagar Jangan Mudik dulu mampu meredam penyebaran virus corona ke berbagai daerah di tanah air. 

Para perantauan menahan diri untuk tidak mudik, kalau nekat mudik oleh Kepala Desa atau dusun bakal di karantina 14 hari sebelum bertemu sanak famili. Persatuan Radio-Radio Swasta Indonesia (PRRSI) senantiasa medendangkan lagu Jangan Mudik Dulu sebagai bagian Kampanye anti Covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun