Ubud, 17 Maret 2025 -- Bertempat di Rayana Studio, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, telah berlangsung serah terima sistem monitoring debu berbasis IoT dalam rangkaian kegiatan Innovation for Community Services (ICS). Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi antara akademisi dan pelaku industri kerajinan lokal untuk meningkatkan daya saing sektor ekonomi kreatif Bali.
Serah terima ini menandai implementasi perdana sistem teknologi yang dirancang untuk mengatasi permasalahan klasik penyimpanan patung kayu, yaitu penumpukan debu dan kelembaban berlebih yang menyebabkan kerusakan pada produk sebelum dikirim ke pelanggan. Inovasi ini digagas oleh tim pengabdian masyarakat dari Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) yang dikepalai I Wayan Sudiarsa  yang berfokus pada pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan gudang patung kayu.
Sistem ini memanfaatkan sensor GP2Y1010AU0F untuk mendeteksi konsentrasi debu, sensor DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembaban, serta NodeMCU ESP32 sebagai pusat kendali. Data yang dikumpulkan disalurkan secara real-time ke dashboard berbasis web yang memungkinkan pemantauan kondisi gudang secara akurat dan terus-menerus.
Menurut pemilik usaha kerajinan, I Made Yudi Suardi, yang menjadi mitra dalam program ini, "Kami sering mengalami kerusakan patung akibat debu dan jamur. Dengan adanya sistem ini, kami bisa langsung tahu kapan kondisi gudang tidak ideal, dan bisa cepat bertindak." Ia juga menambahkan bahwa penggunaan sistem ini telah mengurangi beban kerja dalam hal pembersihan patung dan mempercepat waktu pengiriman.
Kegiatan ICS tidak hanya berfokus pada instalasi teknologi, tetapi juga memberikan pelatihan manajemen berbasis data kepada pelaku usaha, sehingga mereka mampu membaca tren data suhu dan kelembaban, serta mengambil keputusan penyimpanan secara lebih tepat.
Dalam sambutannya, perwakilan dari tim pengabdian menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari peta jalan riset selama tiga tahun terakhir yang konsisten mengangkat isu-isu keberlanjutan di bidang produksi kerajinan lokal dengan sentuhan teknologi.
Program ini diharapkan menjadi model replikasi bagi pelaku UMKM kerajinan lainnya di Bali, khususnya yang bergerak di bidang seni ukir dan pengolahan kayu. Dengan sistem ini, produk patung kayu lokal tidak hanya lebih tahan lama tetapi juga memiliki standar kualitas yang lebih tinggi untuk pasar nasional maupun internasional.
Serah terima ditutup dengan sesi demonstrasi sistem oleh tim teknis serta penandatanganan berita acara antara pihak pelaksana program dan mitra usaha. Acara ini menjadi langkah awal menuju ekosistem industri kreatif yang lebih cerdas dan berkelanjutan di Bali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI