Mohon tunggu...
Sucy NurAnisa
Sucy NurAnisa Mohon Tunggu... Koki - Anisa

Kamu adalah penentu hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model-model Pondok Pesantren (Tipologi Pondok Pesantren)

10 Juni 2020   13:09 Diperbarui: 10 Juni 2020   13:07 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pesantren salafiyah atau tradisional. Pesantren salafiyah adalah sebuah pondok pesantren yang mengkaji kitab kitab kuning atau kitab kitab kuno, pondok pesantren salafiyah adalah pesantren yang mempertahankan kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan penyatuan umum. Pondok pesantren salafiyah identik dengan pesantren tradisional, metode pembelajaran dan infrastrukturnya berbeda dengan pesantren modern.

Dalam pesantren salaf, hubungan kyai dengan santri bisa dikatakan cukup dekat dikarenakan secara emosional kyai turun langsung untuk memberikan pengajaran kepada santrinya. kata salaf berasal dari bahasa Arab yang artinya dulu atau sudut lewat.
Pesantren Khalafiyah (Modern)

Pesantren khalafiyah merupakan pengembangan dari Pesantren Salafiyah  dimana didalamnya dikorelasikan dengan kemajuan zaman yang ada. Perkembangan teknologi  yang sangat pesat mendorong pesantren khalafiyah ini untuk mengikuti perkembangannya.  Dan pada akhirnya pesantren khalafiyah ini  didirikan dengan tujuan membantu para santri supaya mampu memiliki ketrampilan intelektual muslim yang berasaskan islam.
Di dalam Pesantren khalafiyah, santri tidak hanya diberikan pengajaran mengenai kitab-kitab klasik (kitab kuning), melainkan juga diberi pengajaran mengenai ilmu umum lainnya. Hal yang menjadikan lulusanya berbeda dengan lulusan Pondok  Pesantren  Salafiyah.

Hal yang lain yang kentara dari Pesantren Modern ini yaitu penggunaan bahasa Inggris dan juga bahasa  arabnya. Kedua  bahasa  tersebut dijadikan sebagai bahasa keseharian yang wajib dipakai oleh  para santri dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Berbeda dengan Pesantren Salafiyah  yang masih menggunakan bahasa jawa. Selain itu, di Pesantren Modern juga sudah  diterapkannya sebuah kurikulum.

Kurikulum  yang  dibuat oleh Pesantren Modern bermaksud untuk mendorong santri supaya selalu  berkembang. Kurikulum tersebut biasanya ditetapkan langsung oleh Kyai dengan melihat perkembangan yang ada. Penetapan kurikulum tersebut dipandang komprehensip oleh sebagian masyarakat karena didalam kurikulum mengandung atau terdapat nilai-nilai pendidikan umum berbasis agama.

Kehidupan santri pun beragam, dalam melakukan kegiatan kesehariannya sendiri, santri tidak diharuskan untuk menggunakan sarung. Hal ini bertujuan supaya santri mudah beraktifitas sehari-hari. Tidak kalah dengan Pesantren Salafiyah, Pesantren Modern pun memiliki hujjah (dasar atau pedoman)  yang kuat. Mereka mendasarkan bahwa dalam pemakaian sarung belum ada pada zaman Rasullullah SAW, sehingga dapat dikatakan sebagai bid'ah, meskipun itu  tergolong sebagai bid'ah hasanah.

Satu Cita, Satu Asa
Terdapat perbedaan dalam sistem pembelajarannya. diharapkan tidak  membuat  sekat  antara pesantren Salafiyah  dan pesantren Khalafiyah. Hal ini  justru mempertegas  bahwa islam merupakan sebuah agama yang kaya akan ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang sering dikatakan Ulama' Nahdliyin,  bahwa perbedaan adalah suatu hal yang harus disyukuri karena merupakan rahmatan lil 'alamin.

Bagaimanapun perbedaan yang ada, sebagai sebuah lembaga pendidikan yang islami, antara Pesantren salafiyah dan pesantren Khalafiyah memiliki satu cita. Cita-cita itu sendiri yaitu menjadikannya islam kembali berjaya sebagaimana yang pernah diraih umat islam dibawah bimbingan Rasullullah SAW. Selain  itu , antara  Pesantren Salafiyah dan pesantren Khalafiyah juga memiliki 1 asa, yaitu  semangat untuk menjaga agama Allah supaya tetap tegak dan kokoh dimuka bumi. 

Wallahu A'lamu bi Al-shawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun