Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tutur, Tindak, dan Tradisi: Mewariskan Kearifan Leluhur kepada Generasi Penerus

6 Juli 2025   14:37 Diperbarui: 6 Juli 2025   14:37 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa lintas agama bersih-bersih di halaman Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Jumat (23/12/2016).(KOMPAS.com/RENI SUSANTI )

Tutur, Tindak, dan Tradisi: Mewariskan Kearifan Leluhur kepada Generasi Penerus

Kearifan lokal merupakan warisan berharga dari para leluhur yang membentuk generasi cara berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam masyarakat dalam menghadapi kehidupan. Warisan tidak hanya tercatat dalam peninggalan sejarah tapi hidup secara turun-temurun melalui tutur, tindak, dan tradisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga bagian tersebut menjadi jembatan penting dalam mewariskan nilai leluhur agar tetap terjaga dan terawat sebagai identitas diri. 

Bukan tanpa alasan sebab di tengah derasnya arus globalisasi dan gelombang modernisasi yang tak bisa terelakkan. Hal ini akan membawa tantangan besar terhadap bangsa Indonesia bagaimana generasi sekarang tetap tumbuh dan berkembang tanpa kehilangan akar budaya peninggalan leluhur. Selain itu, tantangan yang sedang melanda di generasi sekarang yakni mereka tumbuh dalam lingkungan yang mengenal budaya populer global daripada nilai-nilai lokal yang lahir dari warisan leluhur. Hal tersebut mengundang keprihatinan yang akan memudarnya kesadaran pada kearifan lokal sebagai warisan tak ternilai sebagai pondasi identitas dan karakter bangsa.

Bukan sekadar peninggalan masa lalu, kearifan lokal merupakan representasi dari  cara pandang, sikap hidup, dan sistem nilai yang sudah diuji oleh zaman. Nilai yang ditinggalkan oleh para leluhur merupakan sebuah nilai yang berharga sehingga sayang tinggal sejarah. Untuk itu, sudah menjadi tugas bersama tidak sekadar melestarikan tapi menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dalam bentuk yang bisa menjangkau cara berpikir dan cara hidup generasi berikutnya.

Mewariskan dengan Hati, Menghidupkan dengan Tindakan

Ketiga unsur yang berupa tutur, tindak, dan tradisi sudah semestinya kita hidupkan dalam sebuah tindakan sehari-hari agar tetap terjaga sebagai nilai budaya bangsa yang masih relevan dengan perkembangan zaman. Tutur merupakan medium utama pewarisan nilai dalam masyarakat adat. Sehingga kita bisa belajar dari cerita rakyat, pantun, pepatah, mantra hingga dongeng sehingga kita lebih mengenal nilai kehidupan yang berupa kejujuran , keberanian, kesetiaan, dan rasa hormat pada alam.

Mengapa hal tersebut kita tanamkan agar generasi muda tidak terjebak mencintai budaya luar daripada budaya leluhurnya. Meskipun bahasa asing mesti kita kuasai tapi bahasa daerah tetap kita jaga dan lestarikan agar tidak hilang dan punah. Jika hilangnya turut berarti hilangnya cara berpikir dalam memandang dunia dari sudut pandang para leluhur. Untuk itu, mari bergandengan tangan untuk menyamakan misi dalam menjaga tradisi lisan bukan hanya mempertahankan bahasa tapi bagaimana kita turut serta menjaga kebijaksanaan lokal yang masih relevan dengan kemajuan zaman.

Tidak hanya tutur, kearifan lainnya juga tercermin dalam tindakan seperti gotong royong, upacara adat, musyawarah, cara masyarakat menjaga keseimbangan alam, pola bertani tradisional, dan lainnya yang semua itu merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai luhur yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap tindakan yang telah diwariskan leluhur tidak semua diajarkan secara formal tapi dipelajari melalui keterlibatan langsung dalam praktik sosial. Terkadang arus modernisasi yang mengedepankan efisiensi seringkali melupakan pola hidup berbasis kebersamaan. Apalagi generasi muda kadang tak diikutsertakan dalam kegiatan adat yang semestinya itu juga penting mesti terkadang ada penolakan. Mengapa itu penting? Sebab mereka akan kehilangan kesempatan belajar dari pengalaman langsung yang berharga.

Saat generasi yang telah mewarisi budaya leluhur itu berarti mewariskan tindakan yang berarti berusaha melibatkan generasi atau keturunan mereka dalam praktik nyata sehingga tidak sekadar jadi penonton. Kegiatan tersebut bisa dimulai dari kegiatan di sekolah, festival adat, sampai gotong royong sosial yang berbasis kearifan lokal. Hal tersebut merupakan salah satu cara menjadi jembatan pewarisan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun