Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menapaki Jejak Kartini: Merefleksikan Pesan dan Perjuangan Ibu Kartini untuk Inspirasi Pribadi

21 April 2024   19:59 Diperbarui: 21 April 2024   20:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menapaki Jejak Kartini: Merefleksikan Pesan dan Perjuangan Ibu Kartini untuk Inspirasi Pribadi

Hari ini, tetapnya kita memperingati hari kelahiran beliau, Ibu kita Kartini. Nama yang telah melegenda di hati Rakyat Indonesia. Sehingga tak heran ada yang menciptakan lagu dan pemerintah menjadikan hari kelahiran beliau sebagai bentuk peringatan untuk mengenang jasa beliau yang luar biasa khususnya untuk kaum perempuan Indonesia. J

ejaknya meninggalkan inspirasi yang patut kita contoh mulai dari perjuangannya yang gigih pantang menyerah mengenai hak-hak perempuan  pada masanya. Hal ini memberikan pencerahan kepada kita agar kita dapat mengejar mimpi dengan tekad dan semangat yang tak mudah putus asa.

Beliau di lahirkan di Jepara, Jawa Tengah tepatnya 21 April 1879. Beliau hidup dalam masyarakat yang mendominasi oleh tradisi patriarki yang kuat. Tapi beliau menolak keras untuk terjebak dalam peran tradisional  perempuan pada masanya. Kita dapat melihat hal tersebut melalui surat yang ditulisnya  yang berisi menyuarakan pesan mengenai pentingnya kemandirian perempuan, hak memperoleh pendidikan bagi perempuan, dan kesetaraan gender.

Selain itu, Ibu Kartini juga mengajarkan kepada kita bersama untuk tidak bergantung pada orang lain alias mandiri dalam meraih mimpi dan harapan hidup. Hal ini terbukti dari perjuangan beliau mendapatkan pendidikan yang layak bagi perempuan. 

Beliau percaya bahwa dengan pendidikan, perempuan mampu mengubah nasib sendiri  dan mampu berperan aktif dalam mengisi pembangunan baik di masyarakat, bangsa, dan negara.


Melalui perjuangan tersebut setidaknya merefleksi diri sebagai kodrat perempuan tak hanya sebagai seorang  ibu rumah tangga kelak tapi memiliki pandangan yang luas untuk meraih masa depan yang cerah. Siapa bilang perempuan tidak bisa sukses. 

Padahal dua pekerjaan dalam waktu bersamaan dapat dilakukan oleh perempuan. Sehingga tidak mustahil bila perempuan juga mengambil kesempatan untuk mengasah diri menjadi insan yang bermanfaat agar ke depannya dapat melahirkan generasi emas untuk masa depan generasi bangsa.

Tak hanya itu, kita juga bisa belajar dari perjuangan beliau yang tak mudah menyerah. Melalui hambatan dan rintangan sosial dan budaya yang kuat. Beliau tetap teguh pada prinsip-prinsipnya untuk melangkah maju dengan ketekunan dan keberanian yang patut diacungi jempol. 

Hal ini beliau aplikasikan melalui pendirian sekolah untuk perempuan  dan usahanya dalam menyuarakan hak-hak perempuan. Hal ini menyadarkan kepada kita bahwa perubahan itu adalah sesuatu yang mungkin bisa terjadi manakala kita berkenan memperjuangkan itu semua.

Dari perjuangan beliau kita bisa merenungkan untuk diri pribadi mengenai pentingnya mempertahankan keyakinan diri dan tidak takut untuk mencoba melangkah dari zoman nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun