Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelaraskan Ujian Praktik Sekolah: Penerapan Diferensiasi untuk Evaluasi yang Inklusif dan Efektif

12 Maret 2024   08:25 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyelaraskan Ujian Praktik Sekolah: Penerapan Diferensiasi untuk Evaluasi yang Inklusif dan Efektif

Tahun pelajaran 2023/2024 adalah tahun berakhirnya penerapan Kurikulum 2023 dan secara serempak semua kelas nantinya akan menerapkan Kurikulum Merdeka pada ajaran baru mendatang. Pada saat ini kelas XII masih menerapkan Kurikulum 2023 dan salah satu kelulusan yakni menyelesaikan serangkatan kompetensi dasar pada mata pelajaran dan mengikuti ujian satuan pendidikan serta ujian praktik. Dalam hal ini mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dalam wacana yang guru sampaikan untuk membuka praktik bahasa Indonesia, guru menyampaikan jika ditentukan praktiknya bagaimana? Lalu tidak semua murid mengiyakan. Banyak argumen yang disampaikan di antaranya sibuknya melakukan pendaftaran kuliah, pengurusan KIP kuliah, belum lagi menjamurnya sosialisasi dari kampus yang setiap minggu dari bulan Januari sampai Februari terus saja datang silih berganti memberikan pencerahan mengenai kampusnya. Selain itu, fokus murid ke masa depan juga menjadi alasan tersendiri sehingga mempengaruhi pola pikir dan beban psikis yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Dengan dasar itulah, guru melakukan inisiatif dengan tetap eksis pada tujuan pembelajaran namun produknya saja yang berbeda. Guru mengajak refleksi diri mengenai praktik bahasa Indonesia apa selama 3 tahun belajar Bahasa Indonesia  yang diminati lalu pilihlah dan berlatihlah sesuai kesepakatan waktu yang telah disepakati.

Diferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang tidak memberatkan yang dipilih dan sesuai kondisi kelas XII. Pembelajaran yang menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan murid yang disesuaikan dengan bakat dan minat sehingga memiliki tujuan untuk menciptakan kesetaraan pembelajaran bagi murid agar dapat menjadi solusi dari yang murid alami di atas sehingga dapat menjembatani kesenjangan belajar murid antara murid yang sedang menyiapkan kuliah, memikirkan untuk bekerja, atau masih dalam tahap ragu. Sehingga dengan variasi dari ujian praktik bahasa Indonesia diharapkan dapat menyalurkan kemampuan yang dimiliki.

Saat guru memberikan kebebasan bukan berarti sebebas-bebasnya. Tapi guru juga belajar empati dan tidak memaksakan sesuatu sesuai kehendak pribadi. Hakikat belajar adalah suatu proses dari yang tidak bisa menjadi bisa. Namun memaksakan sesuatu yang situasi dan psikis murid juga kurang bijak. Itulah menjadi dasar agar murid tetap bahagia dalam melaksanakan ujian praktik bahasa Indonesia tanpa menjadi beban psikis bertambah.

Setelah refleksi selesai, murid bisa diberi kesempatan untuk memilih praktik selama kelas X sampai kelas XII sesuai potensinya. Dengan melakukan refleksi, akhirnya waktu penyelesaian pengumpulan produk juga berbeda. Guru juga melakukan format evaluasi juga beragam disesuaikan dengan pilihan murid. Ada yang memilih membaca puisi, menulis puisi, berpidato, menulis cerpen, menulis artikel, membaca berita, dan membaca cerita. Itulah hasil produk terakhir yang murid kumpulkan untuk guru nilai sebagai hasil dari ujian praktik bahasa Indonesia. Bukankah pembelajaran setidaknya dirancang untuk menyenangkan tanpa membuat murid semakin terbebani. Jika metode yang satu kurang cocok maka guru bisa menggunakan beragam metode lain agar hasilnya berdampak.

Dari hasil karya murid yang dikumpul setidaknya guru bisa evaluasi kemampuan yang dimiliki murid beragam. Dari ide dan cara berpikirnya dapat terlihat dari karya yang dibuatnya. Bisa juga guru melihat keseriusan dari hasil karangannya dengan mengecek satu-satu pada cek plagiat online. Ternyata benar, ada yang masih mengambil sampai 30 %, ada yang mampu melakukan menggunakan pemikirannya sendiri hingga diparafase sendiri. Begitu juga karya yang lain juga memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Dari pembelajaran diferensiasi, guru setidaknya memberikan manfaat untuk pembelajaran bahasa Indonesia bagi murid di antaranya pertumbuhan yang sama bagi semua murid dalam hal ini untuk mendukung setiap minat yang dimiliki dan sebagai cara untuk menjangkau dan mempengaruhi setiap murid di semua tingkatan belajar. Dengan begitu, setiap murid, guru dapat meningkatkan minat murid dalam proses belajar dan mengarahkan murid untuk mewujudkan semua potensi yang dimiliki secara optimal dan efektif.

Manfaat yang lainnya adalah menciptakan pembelajaran tetap menyenangkan dan pembelajaran yang berpusat pada murid. Dengan baragam pilihan praktik akan membuat murid merasakan betapa belajar itu terasa mudah dan menyenangkan sebab pembelajaran terpusat pada murid. Selain itu, karya yang dihasilkan memiliki tantangan sendiri berdasarkan kriteria penilaian yang disampaikan oleh guru. Guru dapat mengembangkan pembelajaran murid berdasarkan tingkat pengetahuan, preferensi belajar, dan minat murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun