Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bolehkah Guru Mempertahankan Ego Diri?

16 Januari 2023   05:57 Diperbarui: 16 Januari 2023   06:09 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Proses Pembelajan di Kelas | Sumber: kompas.com/Aam Aminullah

Perubahan generasi juga menuntut peran guru melakukan inovasi. Setiap genarasi memiliki keunikan atau ciri khas yang berbeda dan tak boleh disamakan dengan generasi sebelumnya. Sehingga gaya mendidik dan mengajar pun mengalami pembaharuan yang membuat murid merasa nyaman dengan kelas yang dipandu oleh seorang guru. 

Guru menjadi pemimpin kelas yang menghadirkan suasana yang nyaman dan juga dirindukan kehadirannya. Kehadiran guru membawa sejuta warna dan dampak bagi dunia pendidikan.

Bagaimana seorang guru tetap memiliki menset bahwa dirinya satu-satunya sosok pemimpin kelas yang wajib dipatuhi oleh murid dan enggan menerima masukan perbaikan dirinya? 

Tentu suasana kelas menjadi tak kondusif dan bahkan wajah yang tampak di hadapan guru tertekan namun disembunyikan. Untuk itu, kepekaan seorang guru diperlukan dengan melakukan evaluasi diri agar guru meninggalkan kesan yang mendalam di hati murid dan menjadi panutan yang dikenang sepanjang masa.

Berbicara tentang evaluasi diri pernah diri pribadi mengalaminya. Sebagai guru pemimpin kelas tentu dipengaruhi ego diri dan tak pekan terhadap keadaan kelas. Semua murid wajib mengikuti kehendak guru demi terwujudnya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Apalagi kala itu target Ujian Nasional menjadi tren yang menguras tenaga dan pikiran. 

Murid dituntut semangat berbagai kondisi seolah tak diperhatikan kebebasan. Meskipun hasil sepadan dengan kerja keras tapi ada satu kegagalan. Guru tak pernah mencari tahu apakah cara yang digunakan itu disukai atau tidak. Mungkin murid dapat dengan mudah memaaafkan bila guru meminta maaf bila kurang berkenan mengajar dan mendidik selama proses pembelajaran. Tapi kesan yang ditimbulkan akan membekas di kalbu.

Dari kisah tersebut, diri pribadi tidak boleh menutup mata. Apa senangnya bila yang tampak itu bahagia tapi hati seakan menolak kehadiran kita sebagai guru. Bukankah itu terasa menyakitkan bukan? Guru tak boleh mempertahankan ego diri dan semaunya mengatur kelas tanpa mengabaikan masukan yang ada. Apalagi kemerdekaan kelas menjadi hak murid yang menjadi kewajiban guru lakukan.

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, guru tak hanya menjadi seorang pengajar yang handal tapi lebih dari itu. Guru hendaknya membuka mata dalam menerima segala masukan dari semua orang di sekelilingnya. Belajar dari murid juga tak mempengaruhi harga diri guru. 

Justru akan membuat guru lebih terhormat dengan melakukan suatu trobosan demi perbaikan pribadi yang lebih baik. Bukankah kelas hendaknya dikemas seperti rumah sendiri yang menghadirkan kenyamana bagi setiap penghuninya?

Itulah pentingnya kita belajar dari dunia luar dan tak menganggap bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selalu benar. Kemerdekaan dalam belajar perlu diciptakan agar bakat dan minat dapat tumbuh. 

Selain itu, keterbukaan tanpa mengurangi rasa kesopanan perlu diciptakan agar adanya kolaborasi antara guru dan murid dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga pembelajaran akan berakhir sesuai harapan. Murid tak merasa tertekan dan justru akan dirindukan kehadirannya di kelas.

Lalu bagaimana cara agar diri pribadi seorang guru dapat mengetahui apakah guru sudah sesuai harapan murid? Inilah beberapa cara yang saya bagikan berdasarkan pengalaman pribadi dengan terus berusaha agar terus melakukan perubahan yang berdampak.

a.   Melaksanakan analisis dianogsis pra-KBM

Guru perlu melakukan analisis ini melalui survei melalui angket guna mengetahui segala hambatan, kesiapan, dan potensi murid.  Hal ini sebagai data awal  untuk melakukan tindakan apa yang semestinya dilakukan. 

Dengan pengenalan  awal tentu untuk menghindari segala hal yang terjadi di kemudian hari. Data tersebut sebagai dasar pemetaan kemampuan dan bakat minat murid serta serta hal yang diperlukan guna menunjang proses pembelajaran yang akan datang.

Sumber: dokumen penulis
Sumber: dokumen penulis

b.  Melakukan refleksi dan evaluasi diri

Terkadang menerima masukan berupa kritikan terasa menyakitkan. Hal itu dapat meneteskan air mata. Guru patut menyadari selama ini kritikan yang diberikan apakah melukai perasaan murid? Guru tidak boleh baper hingga membenci sebuah masukan. Guru seharusnya senang manakala diberikan masukan apa adanya. 

Dari masukan itu, guru bahagia karena murid perhatian menilai kinerja kita selama ini. Refleksi diri dan evaluasi ini dapat dilakukan saat pembelajaran usai guna memberikan timbal baik pembelajaran. Sementara untuk evaluasi diri dapat dilakukan secara berkala sehingga data itu akan membuat renungan atas kinerja yang dilakukan.

Kita dalam melakukan refleksi dan evaluasi dapat memanfaatkan survei yang ada di watshapp, google form, curahan melalui kertas yang ditulis tanpa nama, atau apliksi lain. 

Dari hasil survei tersebut atau curahan setidaknya menggambarkan diri kita. Jika belum pernah melakukan akan terasa berat apalagi masukan yang diberikan luar biasa sampai ke dalam kalbu. Dada terasa sesak dan merasa apa yang kita lakukan selama ini kurang berarti. Itulah pertama kali saya rasakan. Saya sadar terkadang berbanding terbalik sesuai yang diharapkan.

Setelah itu, apakah berpengaruh terhadap kualitas diri dalam pembelajaran? Tidak. Justru kita harus tunjukan bahwa kedewasaan kita tidak ditentukan banyaknya usia melainkan cara berpikir dan bertindak. 

Sebagai public figure di sekolah sudah selayaknya memberikan contoh yang patut ditiru. Murid merasa nyaman dan tanpa beban jika memberikan masukan jika diperlukan oleh guru.

Sumber: dokumen penulis
Sumber: dokumen penulis

Sumber: dokumen penulis
Sumber: dokumen penulis

c.  Menimba ilmu dengan komunitas, guru berbagi, atau platfom belajar

Seorang guru hendaknya memperbarui ilmu yang dimiliki baik yang berkaitan dengan cara pengajaran (pedagogik) dan     penguasaan ilmu. Kedua hal itu dapat guru dapatkan dengan bergabung dengan komunitas belajar. 

Melalui komunitas belajar guru dapat belajar dan berbagi agar penambah pengalaman untuk diterapkan dalam pembelajaran. Selain komunitas guru dapat mengikuti diklat secara daring yang diadakan melalui simpkb. Di simpkb banyak ilmu yang didapakan untuk menambah skill guru. Sehinga guru akan merasakan perubahan manakala dapat menerapkan segala apa yang didapatkan.

Gambar tangkapan layar guru belajar dan berbagi | Sumber: Dokumen Penulis
Gambar tangkapan layar guru belajar dan berbagi | Sumber: Dokumen Penulis

Setelah ilmu dan pengalaman yang didapatkan, tak lupa guru ikuti perkembangan psikologi yang sangat berguna untuk memahami perkembangan kejiwaan anak remaja. Jangan sampai menset di kepala kita itu kan kewajiban guru konseling. 

Bukankah akan bermanfaat buat kita ilmu itu jika kita miliki? Semua itu kembali lagi kepada diri pribadi. Sedangkan di sekitar kita banyak peluang belajar yang ada yang bisa kita pilih. Lalu, apakah kita berkenan belajar atau tetap bersikeras menolak perubahan? Semua pilihan ada pada diri kita.

d.  Melakukan inovasi pembelajaran

Setelah kita belajar melalui buku, sumber langsung, dan melalui aplikasi daring, saatnya apa yang kita peroleh dapat diterapkan di kelas. Jangan lupa juga kita memerlukan masukan murid dalam merefleksikan apa yang guru terapkan agar hasil lebih berdampak. 

Jika hasil berdampak berarti inovasi tersebut sudah tepat sasaran. Terkadang inovasi tersebut tidak semua kelas dapat diterapkan tergantung keunikan kelas sesuai data awal yang guru miliki.

Belajar di luar kelas | Sumber: dokumen penulis
Belajar di luar kelas | Sumber: dokumen penulis

Jika inovasi yang diterapkan mengalami kegagalan dan bahkan tak sesuai harapan? Jangan merasa putus asa, terus mencoba sesuai kemampuan. Dengan kerja keras dan belajar, niscaya hasilnya akan sepandan. Tetap semangat belajar dan belajar melakukan terbaik untuk murid dan pembelajaran kelas menjadi lebih menyenangkan.

 

e.  Melakukan pendekatan personal kepada murid

Guru kadang kala dapat menjelma menjadi sosok teman bagi murid. Dengan begitu, mereka dengan leluasa mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa ada dinding pembatas. sehingga informasi yang digali oleh guru dapat sepenuhnya diperoleh. Murid dapat menempatkan diri kapan berbicara dengan guru dan sebagai teman. Hal ini penting agar kesan yang ditimbulkan tidak mengurangi wibawa seorang guru di mata murid.

Hal-hal sederhana itulah yang dapat kita terapkan untuk memperbarui kualitas diri. Kualitas diri akan mengantarkan diri pribadi menjadi guru yang kehadirannya sangat dinantikan oleh murid dalam segala kondisi. Bahagia sekali jika semua itu dapat terwujud sehingga apa yang kita sampaikan akan berkesan dan mengantarkan murid sesuai impiannya. Kesan itulah yang dapat dijadikan pedoman murid ke dapannya. Sehingga tindakan guru menjadi ladang amal di peristirahatan terakhir.

f.  Melakukan follow up diri

Tips terakhir ini juga tak kalah seru yakni melakukan follow up. Terkadang hal kecil ini lupa kita lakukan. Padahal follow up sangat penting guna mengetahui segala keberhasilan dan hambatan dalam melakukan perubahan yang dilakukan. Dengan melakukan tindak lanjut apa yang diprogramkan menjadi lebih maksimal.

Sumber: dokumen pribadi
Sumber: dokumen pribadi

Itulah hal sederhana yang dapat diterapkan agar kita sebagai guru menjadi insan pendidik yang kehadirannya selalu dinanti oleh murid. Tak ada hal yang sia-sia yang kita lakukan demi perubahan diri. Jika kita tidak berkenan berubah, maka jangan menuntut murid untuk berubah. Apalagi kita sebagai panutan sudah sewajarnya kita dahulu mengoreksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Harapan itu akan berdampak pada murid yang kita didik dengan sepenuh hati.

Sebagai guru, kita harus berkerja dengan melibatkan hati. Sebab, pekerjaan yang melibatkan hati maka hasil yang ada akan lebih berdampak dan bermanfaat. Sebaliknya, jika kita bekerja hanya berfokus pada materi dan kepopuleran, maka yang kita dapatkan akan capek. Apalagi jika hasilnya tidak sesuai. Mari luruskan niat untuk memberikan yang terbaik pada murid, niscaya semua itu akan kembali pada diri kita dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun