Mohon tunggu...
suciati cahyaningrum
suciati cahyaningrum Mohon Tunggu... Guru - 191330000400

Mahasiswa PGSD UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

6 Desember 2020   08:39 Diperbarui: 6 Desember 2020   08:40 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh : Suciati  Cahyaningrum (191330000400)

Mahasiswa PGSD UNISNU JEPARA

 

PENDAHULUAN

Karakteristik berasal dari kata karakter dengan arti tabiat / watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap (A, Partanto, & Barry, 1994) .   Menurut Jatmika, anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak.

Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya kelak (Hurlock, 2005). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Dalam hal ini seorang guru perlu untuk mengetahui karakteristik tiap – tiap peserta didik guna membantu dalam hal memberikan bimbingan yang tepat.

Jika seorang guru tidak mengenal karakteristik peserta didiknya maka guru tersebut sama saja seperti acuh tak acuh dalam dunia pendidikan. Kewajiban guru sebagai pengajar, pemberi pelajaran yang tepat diharapkan dapat membuat pengalaman belajar bagi peserta didik. Pembelajaran  yang inovatif, kreatif, modelling dan interaktif adalah dambaan peserta didik.

Sangat disayangkan jika gurunya yang tiap hari mengajar saja tidak bisa mengenal karakteristik peserta didik yang diampu maka pembelajarannya pun tidak akan mencapai hasil yang maksimal sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah tidak akan tercapai. Maka dari itu guru harus memiliki kemampuan dalam mengkoordinasikan pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didiknya sehingga pembelajaran dapat direncanakan, baik dalam waktu, sumber ajar, staregi mengajar dan lainnya.

Perlunya memahami karakteristik ini supaya pembelajaran dapat lebih berkualitas dan peserta didik mencapai hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan karakter peserta didik di sekolah dasar dibagi menjadi dua bagian yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Karakteristik peserta didik juga dapat dilihat dari perkembangan fisik , Psikososial dan Kognitif yang dapat guru terapkan di kelas.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik peserta didik ditinjau dari tingkat kelas

Ada beberapa karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa sekolah dasar berdasarkan kelas-kelas yang ada pada sekolah dasar. (Notoatmodjo, 2012)

  • Karakteristik kelas rendah (1, 2, 3)

Berikut adalah beberapa karakteristik kelas tinggi yaitu :

Suka memuji diri sendiri.

Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain

Selalu ingin mendapatkan nilai yang baik.

Senang bermain dan memperagakan sesuatu.

Jika tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu tidak dianggap penting.

  • Karakteristik kelas tinggi  (4, 5, 6)

Berikut adalah beberapa karakteristik kelas tinggi yaitu:

Berfikir konkret,

Realistik serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar

Sudah memiliki minat sendiri.

Dalam menyelesaikan tugasnya kadang memerlukan bantuan orang dewasa.

Nilai sebagai tolak ukur prestasi sekolah

Anak mempunyai teman kelompok sebaya.

2. Karakteristik peserta didik ditinjau dari perkembangan fisik

Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh seperti pertumbuhan otak, system saraf dan organ-organ indra. (K.L Seifert & Hoffnung, 1994).

Karakteristik Perkembangan Fisik yaitu :

  • Karakteristik Perkembangan Fisik pada masa Anak (5-11 Tahun)

Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.

  • Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Anak (8-9 Tahun).

Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah,anak laki-laki cenderung aktivitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun daripada anak laki-laki.

  • Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Anak (10-11 Tahun).

Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematanganseksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkanotot otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentandan daya tahan kurang.

3. Karakteristik peserta didik ditinjau dari perkembangan kognitif

Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. (Suparno, 2006)

Tahap perkembangan kognitif individu menurut Piaget  yaitu:

  • Sensorimotorik (0-2 tahun).

Bayi lahir dengan sejumlah refleks  bawaan  medorong mengeksplorasi dunianya.

  • Praoperasional (2-7 tahun).

Anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata‐kata. Tahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih  bersifat  egosentris  dan intuitif ketimbang logis.

  • Operational Kongkrit (7‐11).

Penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.

  • Operasional Formal (12‐15 tahun)

Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

4. Karakteristik peserta didik ditinjau dari perkembangan psikososial

Setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial. (Havighurst, 1976). Menurut Havighurst  tugas perkembangan yang perlu dipenuhi pada usia anak-anak/usia sekolah adalah sebagai berikut :

Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.

Belajar bergaul dengan teman sebaya.

Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.

Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.

Mengembangkan kata hati.

Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

5. Implikasi karakteristik peserta didik sekolah dasar 

Guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan dengan melihat karakteristik peserta didik yang ada dikelasnya. Perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik meliputi perencanaan materi, sumber ajar, media ajar serta metode / strategi mengajar. Seumpama didalam kelas ada seorang siswa yang mempunyai karakteristik secara fisik, tinggi dan berbadan besar bisa dijadikan bahan dalam pembelajaran yang menggunakan fisik sebagai materinya. Siswa tersebut juga bisa turut andil dalam pembelajaran. Pengembangan minat juga bisa direkomendasikan oleh guru karena postur tubuh anak bisa diikutkan untuk lomba.

Korelasi hubungan karakteristik peserta didik terhadap pembelajaran dapat dilihat dari pertama, guru yang dapat mengkoordinir siswa berdasarkan karakteristiknya. Guru dapat Menyusun tempat duduk berdasarkan tingkat kognitif atau intelektual peserta didik. Mengelompokkan beberapa siswa dengan membuat kelompok belajar yang berisi anak yang pintar, dan biasa.

Kedua, Guru membuat perencanaan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Meninjau dari pengembangan kurikulum, guru harus bisa membuat pembelajaran yang menarik. Materi pembelajaran dibuat semenarik mungkin, mendorong peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Saat ini penggunaan video pembelajaran serta animasi pembelajaran, serta penggunaan aplikasi pembelajaran dikemas semenarik mungkin. Guru yang memiliki kreativitas tinggi akan mampu membuat pembelajaraan yang menyenagkan.

Ketiga, Guru mengembangakan model pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik. Sejalan dengan pengembangan materi, seorang guru juga harus bisa mengembangkan model pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik peserta didik. Misal dalam pembelajaran PKn, siswa diajarkan tentang nilai Pancasila, guru dapat mengunakan model pembelajaran role playing (bermain peran) menggunakan pendekatan sosial. Karakteristik peserta didik ditinjau dari psikososial diharapkan mampu menelaah dan menganalisis pembelajran yang dilakukan. Tentunya guru diharapkan mampu memunculkan berani berpendapat, percaya diri terhadap opininya.

Keempat, Korelasi hasil evaluasi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Nilai memang saat ini masih menjadi acuan prestasi peserta didik. Pencapaian nilai akhir melampaui batas ketuntasan minimal menjadi tujuan akhir pembelajaran yang dilakukan di kelas. Assesment ini tidak hanya dari penilaian kognitif, afektif , psikomotorik saja tetapi juga sosial emosional. Pencapaian nilai yang baik bagi peserta didik mampu menimbulkan semangat tinggi dalam pembelajaran selanjutnya.

Kelima, Guru dapat memberikan motivasi sesuai minat peserta didik. Dengan mengenali karakteristik tiap peserta didik. Seorang guru harus memiliki kesensitifan dalam melihat minat dan bakat anak didiknya. Misal ada peserta didik yang memiliki bakat dalam bidang seni lukis. Guru dapat memberikan dorongan semangat dengan merekomendasikan kepada orang tua siswa untuk mengikutkan les gambar di sanggar lukis setempat atau mengikutkannya selalu dalam lomba tiap tahun. Minat dan bakat memang tidak hadir secara alamiah saja tetapi juga dari melihat dan mencoba. Karakteristik peserta didik yang suka meniru ini, guru harus jeli dalam memberikan acuan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Mengenalkan berbagai kegiatan yang mampu memunculkan bakat dan minat lain siswa.

PENUTUP

Dalam proses KBM guru harus menjadikan karakter siswa sebagai bagian penting untuk merumuskan perencanaan pembelajaran yang tepat serta model pembelajaran yang sesuai. Meninjau hal tersebut akan dibahas mengenai karakteristik siswa didik menurut Seifert dan Hoffung , Jean Peaget dan J. Havighurst. Sehingga perlakuan seorang guru terhadap siswanya tidaklah sama. Karakteristik anak usia sekolah dasar dapat dijadikan acuan guru untuk melaksanakan bimbingan bagi para siswa sekolah dasar.  Anak usia SD dalam  pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek‐ aspek yang penting dalam proses sosialisasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.

DAFTAR REFERENSI

A, P., Partanto, & Barry, M. D. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

Genovese, J. E. (2003). Peaget, Pedagogy, and Evolotionary Psychology. 1(1). Retrieved from https://doi.org/10.1177/147470490300100109

Havighurst, R. J. (1976). Developmental tasks and education. New York: McKay.

Hurlock, E. B. (2005). Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

K.L Seifert, K., & Hoffnung, R. (1994). Child and Adolecen Development. 2 nd Ed. Boston: Houghton Mifflin Company.

Murti, T. (2018, Januari). Perkembangan Fisik Motorik Dan Perseptual Serta Implikasinya Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar . Wahana Sekolah Dasar, Tahun 26 Nomor 1, 21-28. Retrieved from http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/

Notoatmodjo, S. (2012). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Seifert, K., & R.j., H. (1994). Child and Adolecen Development. 2 nd Ed. Boston: Houghton Mifflin Company.

Suparno, P. (2006). Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun