Mohon tunggu...
Suci Amalia
Suci Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Islamic Studies Faculty UIN Syarif Hidayatullah

I'm learner

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Zakat Sebagai Gaya Hidup di Era Digitalisasi

24 April 2022   14:36 Diperbarui: 1 Mei 2022   09:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jumlah orang miskin di Indonesia sangat banyak. Bahkan dilansir dari laman cnnindonesia.com jumlah penduduk miskin Indonesia menembus 26,6 juta jiwa pada bulan Februari 2022. Hal ini diperparah oleh keadaan pandemi yang melanda Indonesia sejak tahun lalu. Perbedaan antara kaya dan miskin semakin kontras. Banyak tunawisma yang tinggal di bawah jembatan dan mencari makan dengan berusaha seadanya, seperti memulung. Sedangkan mereka yang kaya tetap menikmati kenikmatan ala sultan.

Sebagai penduduk dengan mayoritas Islam terbesar di dunia, sepatutnya Indonesia bisa memiliki sumber potensi ekonomi untuk  meningkatkan kemakmuran masyarakat. Selain pengembangan ekonomi kreatif melalui pesantren, zakat juga merupakan salah satu soluisnya. Jika pengelolaan zakat lebih dimasifkan lagi maka akan menghilangkan kemiskinan sedikit demi sedikit dengan kolaborasi antara lembaga pengelola zakat, muzakki, dan mustahiq tentunya.

Zakat mempunyai berbagai macam jenis, di antaranya adalah zakat harta, dagangan, dan profesi. Jika harta tersebut sudah mencapai haul dan nisab, kiranya kewajiban zakat harus dilaksanakan.

Ada beberapa cara agar semangat berzakat bisa digalakkan lagi. Sebagai generasi milenial, kita tahu bahwa teknologi sangat berkembang pesat. Banyak influencer yang memiliki jumlah pengikuti berjuta-juta di akun sosial mereka. Ambil contoh misalnya Atta Halilintar yang memiliki 20 juta pengikut di akun instagramnya. Jika kita promosikan dengan melalui Atta, berapa juta orang yang akan merasa termotivasi olehnya? Banyak bukan? Atau ambil contoh lain Deddy Corbuzier yang mempunyai akun youtubes podcast terbesar di Indonesia. Bayangkan saja jika ia mengajak orang-orang untuk zakat dengan gayanya yang sangat mempengaruhi orang-orang.  

Selain itu, ketika para mustahiq sudah mendapatkan zakat. Akan lebih baik jika nominal yang didapat dikelola lagi menjadi uang yang bergerak. Misalnya dengan berjualan dan berpartisipasi dengan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM). Sehingga tak hanya nilai-nilai kemanusiaan melainkan juga bisa meningkatkan skill ekonomi warga miskin sehingga nantinya ia akan menjadi muzakki bukan mustahiq lagi.

Oleh karenanya, besar harapan ditujukan kepada masyarakat Indonesia agar bisa menebar kebaikan dengan mengajak membayar zakat untuk menuntaskan kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan influencer agar lebih menarik.

Suci Amalia - Penerima beasiswa Cendekia Baznas RI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun