Saya, jadi tertawa geli sendiri terhadap tindakan penghapusan tersebut yang menurut saya adalah sepihak. Namun, sudahlah, tidak apa-apa, dan saya akan menulis lagi dengan tema dan topik lainnya, yang tidak harus "membebek" dalam hal menulis, yang hanya supaya mendapatkan reward formalitas ataupun sanjungan belaka, dan mengesampingkan prinsip-prinsip sebuah jurnalisme, yang tak perlu saya ulang-ulang dan saya ulas terlalu jauh kepada U, Kawan. Fashahatul kalam al-ma'lum mahdzuf - sesuatu yang sudah kita pahami dan kita maklumi bersama, untuk apa harus diulang dan diulas lagi tiada henti, ya? Hehehe ...Â
Singkat cerita, Artikel tersebut, saya unggah ke platform blog yang lain. Toch, platform blog yang biasa saya tongkrongi bersama penulis lainnya, bukan satu-satunya yang ada di negeri ini. Dan, alhasil, tak ada masalah, ditayang, koq? Kwkwkwk ...
Wong, saya ini manusia bebas yang tak terikat oleh siapapun dan lembaga apapun, kecuali terikat kepada Tuhan Yang Maha Segala. Dan, sayapun berpretensi kuat nan teguh dalam hal menulis, berartikel, tidak berorientasi mencari duit. Itu saja.
Kawan, kulayangkan surat ini, betapa aku masih merindu kepadamu dan Kawan-Kawan lainnya, sebagaimana saat kita sama-sama sebagai mahasiswa calon sarjana yang sujana, bukan sarjana yang durjana, yang berkomitmen untuk selalu berpegang teguh terhadap idealisme sebagai bagian dari intelektual yang wajib memiliki sense of mission sucre, misi suci terhadap jalannya sejarah menurut ketentuan Tuhan yang beresensi penuh dengan keseimbangan yang sempurna.
"Jangan sekali-kali menjual atau memperdagangkan ayat-ayat Tuhan dengan harga picisan", bukankah begitu, ya Kawan?
Sekian dulu, ya Kawan? Terima kasih berat bila U masih berkenan, menyisihkan waktu guna membacanya. Salam Seimbang Universal Indonesia Nusantara, Puji Tuhan, Alhamdulillah ....
*****
Kota Malang, Maret di hari pertama, Dua Ribu Dua Puluh Empat. Â Â Â
Â
 Â