Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi

9 Oktober 2017   22:37 Diperbarui: 9 Oktober 2017   22:40 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

PRODUKSI


Produksi adalah salah satu kegiatan dalam menghasilkan dan menciptakan barang dan jasa untuk kebutuhan hidup manusia. Para ekonom mendefiniskan produksi sebagai menghasilkan kekayaan melalui eksploistasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan. Bila diartikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam pengertian lain kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai, kegitan yang menciptakan manfaat baik di masa kini, maupun di masa yang akan datang (M. Frank, 2003).

Sedangkan bila diartikan secara islam kegiatan produksi dalam Islam tidak semata- mata hanya ingin memaksimalkan keuntungan dunia saja akan tetapi yang lebih penting lagi adalah, untuk mencapai keuntungan di akhirat. Konsep produksi dalam Islam adalah konsep produksi menurut Al- Quran dan Hadist, dan ini sangat erat sekali hubungannya dengan sistem ekonomi Islam, yaitu kumpulan dasar- dasar ekonomi yang di simpulkan dari Al- Quran dan Hadis Adapun konsep produksi dalam ekonomi Islam sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. Al-Qashas77 الْمُفْسِدِينَ يُحِبُّ لا اللَّهَ إِنَّ الأرْضِ فِي الْفَسَادَ تَبْغِ وَلا إِلَيْكَ اللَّهُ أَحْسَنَ كَمَا وَأَحْسِنْ الدُّنْيَا مِنَ كنَصِيبَتَنْسَ وَلا الآخِرَةَ الدَّارَ اللَّهُ آتَاكَ فِيمَا وَابْتَغِ

artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Dari sisi pandangan konvensional, biasanya produksi dilihat dari tiga hal, yaitu apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang/jasa diproduksi

يَزْرَعَهَاوَعَجَزَ عَنْهَا , فَلْيَمْنَحْهَا أَخَاهُ عَنْ جَا بِرقال, قَال رسول لله صلى الله عليه وسلم : (( مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا , فَإٍنْ لَمْ يَسْتَطِعْ اَنْ جِرْ هَا إِيَّاهُ الْمُسْلِمَ , وَلَا يُؤَا

“artinya: Dari Jabiar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : barang siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya. Jika ia tidak  bisa atau tidak mampu menanami, maka hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk ditanami) dan janganlah menyewakannya (HR.Muslim).

        Jika ada seseorang yang kaya raya yang mempunyai banyak tanah dan ada sebidang tanah yang tidak di garapnya karena tidak mampu menggarap karena terlalu banyaknya tanah, maka serahkanlah tenah tersebut kepada orang yang kurang mampu dan bisa menggarapnya, agar tanah tersebut ditanaminya, dan orang kaya tersebut tidak boleh menyewakannya. Rosulullah juga mengajarkan kita prisip-prinsip dalam produksi diantaranya yaitu:

1. Tiga manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit beserta segala apa yang ada diantara keduanya karena sifat Rahmaan dan Rahiim-Nya kepada manusia. Karenanya sifat tersebut harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit serta segala isinya.

2. Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. Menurut Yusuf Qhardawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan kepada penelitian, eksperimen dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari al-Qur’an dan Hadits.

3. Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi bersabda: “Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”.

4. Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan da ketentuan Allah, atau karena tawakkal kepada-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat didalam agama selain Islam.

Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:

1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.

2. Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.

3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai    kemakmuran.

4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.

Jadi kita tidak perlu bingung kalau kita memproduksi apapun Karena Al-Qur’an dan Al Hadis sudah mengajarkan kita bagaimana cara berproduksi yang baik dan benar.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Suma, Amin Muhammad. 2013. Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemah, dan Tafsir,Jakarta : AMZAH

    Idri, 2015. Hadist Ekonomi, Jakarta : Prenadamedia Group

   Mahmudah, 2013. Ayat-Ayat Ekonomi, Jember : STAIN Jember Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun