Mohon tunggu...
Subagiyo Rachmat
Subagiyo Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - ◇ Menulis untuk kebaikan (titik!)

(SR Ways) - Kita mesti peduli dengan sekeliling kita dan bisa berbagi sesuai kapasitas, kadar dan kemampuan masing-masing sebagai bagian dari masyarakat beradab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkembangan Teknologi dan Sisi Kontradiksi Sosial Masyarakat

13 Juli 2020   01:00 Diperbarui: 13 Juli 2020   01:01 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan sederhana ini, boleh jadi adalah sebuah catatan hipotesis tentang bagaimana setiap generasi membentuk karakter kepemimpinan-nya.

Perkembangan Teknologi bolehlah disebut sebagai pertanda sebuah jaman atau era. Kita-kita yang lahir sebagai generasi Baby Boomers (generasi lahir tahun 1946-1960) dan Generasi X (1961-1980) pasti masih merasakan betapa nilai-nilai sosial dalam kehidupan dan masyarakat begitu kita pegang, sehingga egoisme dalam cara pandang terhadap berbagai aspek kehidupan relative tidak terlalu nampak, mereka sangat menghargai sebuah kolektifitas kehidupan bermasyarakat.

Pada seputaran tahun 80-an dan sebelumnya sebenarnya sudah terlihat pergerakan kehidupan dan interaksi antar manusia yang dinamis dan luas jangkauannya, walau secara perkembangan teknologi masih sangat jauh bila dibandingkan era sekarang ini yang sudah sedemikian canggih.

Pada Era itu juga sebenarnya sudah mulai “terdengar” sedikit-sedikit tentang teknologi digital, terutama dari cerita-cerita kerabat yang dari luar negeri atau dari berita-berita surat kabar, sementara dalam konteks kita masyarakat Indonesia tahun 80-an tentu masih jauh dari perkembangan teknologi digital, hampir semua masih serba analog. 

Teknologi radio hampir semuanya masih analog, ditandai dengan penggunaan frekuensi gelombang FM, SW atau MW.  Telepon nirkabel juga masih kita lihat sebatas di film-film Hollywood. 

Suara-suara mesin ketik baik di rumah-rumah maupun di kantor-kantor juga masih terdengar  berisik. Komputer masih sangat terbatas itupun dengan teknologi generasi awal. 

Teknologi Internet tahun 80-an malah belum terdengar, mungkin baru masuk Indonesia sekitar tahun 90-an, itupun masih dalam penggunaan tahap awal dari perkembangan teknologi-nya, padahal dengan kecanggihan teknologi internet dan teknologi informasi inilah dunia yang besar terasakan menjadi kecil, dunia yang berpencar-pencar keberbagai belahan dunia terasakan dipersatukan, sehingga kita mudah berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja sebagaimana  era sekarang ini.

Bisa dibayangkan era sebelum 90-an, apalagi sebelum 80-an apalagi tahun 70-an dan sebelum-sebelumnya ketika teknologi informasi, komunikasi canggih dan internet belum digunakan- pergerakan manusia masih begitu terbatas, interaksi/komunikasi antar manusia di berbagai belahan dunia masih tidak semudah sekarang- tentu hal ini berpengaruh pada tatanan kehidupan sosial di masyarakat. Interaksi langsung antar individu di masyarakat, juga dengan lingkungan sekitar masih sangat kuat- situasi seperti ini mungkin factor yang membentuk generasi lebih peduli pada lingkungan dan tata sosial kehidupan masyarakat.

Kita, yang ketika pada dekade 70-80an masih balita atau usia sekolah dasar masih begitu merasakan betapa indahnya bermain bola ditengah-tengah hujan, atau bermain di sungai berenang mencari ikan dan sebagainya, atau bermain-main di kebun-kebun memetik buah-buahan yang kadang tumbuh liar dan dimakannya di tempat dengan cara sebisanya, atau memanjat pohon-pohon liar tanpa takut jatuh, atau boleh jadi pernah juga curi-curi buah di kebun orang.  

Era kini mungkin semua itu sudah menjadi cerita masa lalu, anak-anak generasi sekarang sudah bisa melakuan itu semua dengan cara mudah, secara maya hanya melalui segenggam gadget yang banyak tersedia program-program animasi dan game yang sangat bervariasi- bisa dilakukan tanpa interaksi sosial dan lingkungan secara nyata.

Kita, yang ketika pada dekade  80-90an, di usia SMA atau kuliah mungkin masih merasakan betapa teknologi internet belum berkembang, program-program aplikasi komputer juga masih sederhana, teknologi informasi dan komunikasi juga masih belum beranjak dari format analog- terbayang semuanya masih banyak dikerjakan secara manual, juga belum mengenal apa itu kelas atau kuliah model daring atau online, semua masih serba memerlukan tatap muka dan interaksi langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun