Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh tani

Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Socrates, Filsuf yang Dihukum, Mati Minum Racun

22 September 2022   17:09 Diperbarui: 22 September 2022   17:37 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, inilah ucapan seorang filsuf. Ia duduk di dekat teman-temannya untuk membicarakan masalah itu. Secara hati-hati diajukan alasan-alasan bagi pelarian dirinya. 

Dengan sikap hati-hati yang sama, Socrates meneliti alasan-alasan tersebut dan mengajukan alasan-alasan lain yang tidak menyetujui ia melarikan diri. 

Akhirnya, teman-temannya sepakat, tidaklah tepat bagi Socrates melarikan diri. Pada saat itulah pembicaraan kefilsafatan berakhir. 

Socrates bertindak dan tindakannya didasarkan atas pemikirannya, tetapi tindakan itu tidak merupakan bagian dari pemikiran tersebut. Socrates tetap tinggal dipenjara dan ia pun minum racun. 

Metode Berpikir Socrates 

Ilustrasi dialog/pixabay.com
Ilustrasi dialog/pixabay.com

Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Mengutip Muhamad Hatta dalam bukunya "Alam Pikiran Yunani," tujuan Socrates adalah mengajar orang mencari kebenaran. 

Metode berfilsafat Socrates adalah dialektika. Socrates berkata, yang ia ketahui hanya satu bahwa ia tidak tahu. Sebab itu ia bertanya. 

Tanya jawab baginya adalah jalan untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialektik. Dialektik artinya bersoal tanya jawab antara dua orang. 

Guru-guru sofis yang mengobralkan ilmu ditengah pasar ditantangnya dengan cara berguru. Ia yang tidak tahu itu, ingin tahu dan bertanya. 

Selanjutnya tiap jawaban atas pertanyaan Socrates disusul dengan pertanyaan baru. Demikianlah seterusnya. Pertanyaan itu semakin berlanjut makin mendesak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun