Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yin... Setitik Putih di Antara Hitam

25 Oktober 2013   03:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:04 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13826360921061880007

Tiga bulan kujalani hukuman... penantianku akan hadirnya Mayang berkunjung akhirnya tiba... ia telah mengandung... aku merasa senang sekali... namun mendadak murung dengan perkataan dan niat Mayang bahwa ia akan menggugurkan kandungannya dan mengutarakan perihal hubungannya kini dengan sahabatku sendiri.

Perkataan Mayang ibarat sebuah pedang menusuk ke dalam jantungku... namun kucoba untuk tegar dan berkata padanya agar Mayang mengajak sahabatku jika datang kembali dan mengenai niat Mayang untuk serius dengan sahabatku akan dibicarakan... kuikhlaskan walaupun berat dan juga ku benar-benar memohon agar Mayang tidak menggugurkan kandungannya. Sepeninggal Mayang berkunjung... kususuri lorong penuh jeruji di kiri dan kanan dengan perasaan yang campur aduk... sakit... merasa dihianati namun mencoba untuk tegar dan berbesar hati. Berharap Mayang mengerti maksudku jika memang itu yang terbaik untuknya asal jangan menggugurkan benih dalam rahimnya.

***

Hari demi hari kulalui... bulan berganti... akhirnya Mayang datang kembali, namun semakin kuterpuruk manakala mengetahui bahwa Mayang telah menggugurkan kandungannya. Pertemuan yang terasa begitu hambar dan membuatku terdiam hingga di akhir jam kunjungan.

Setelah kunjungan kedua Mayang itu rasanya aku benar-benar ingin melupakan segalanya... ingin pergi sejauh-jauhnya setelah ini... kumulai hal itu dengan berkebun dan menanam sebuah pohon kelapa kuning di kebun Penjara di bagian belakang kamar selku. Kurawat kebun itu setiap waktu manakala jam untuk beraktivitas tiba hingga waktu masuk kembali ke dalam kamar sel. Setahun kemudian... pohon kelapa kuning yang kutanam telah mulai membesar... senang sekali rasanya.

Setahun berlalu ternyata Mayang datang kembali namun ternyata dalam keadaan mengandung... keadaan perut Mayang yang dapat kupastikan itu adalah karena hubungannya dengan sahabatku sendiri. Akhirnya yang kukatakan pada Mayang adalah agar mengajak sahabatku untuk membicarakan mengenai hubungan mereka... kuputuskan untuk merelakan Mayang dan agar dinikahi oleh sahabatku. Kuikhlaskan walaupun sakit. Itulah yang kukatakan pada Mayang dan aku akan menunggu mereka.


Penantian yang tak kunjung mendapat tanggapan... hingga tinggal hanya beberapa hari menjelang kebebasanku... kuberpesan kepada teman satu kamar selku... Jo biasa aku memanggilnya... "Jo... aku titip pohon kelapa kuning di kebun belakang ya... jika aku kembali ke sini... maka akan kurawat kembali... namun jika aku tidak kembali... anggaplah aku telah tiada Jo!" ku berpesan sambil menepuk pundak Jo.

***

Selepas dari pintu utama Penjara... segera kulangkahkan kaki menuju kediaman Mayang... dan benar dugaanku bahwa di kediaman Mayang memang ada sahabatku... Mayang tengah hamil tua. Kedatanganku adalah tetap untuk membicarakan secara baik-baik dengan sahabatku mengenai hubungan mereka. Namun yang kudapatkan begitu duduk dan berbicara adalah hal yang sangat menyakitkan...

"Yin... ini uang lima juta dan segera tinggalkan tempat ini... jangan ganggu kami! Lupakanlah Mayang!!!" Demikian yang kudapatkan dari sahabatku.

Tanpa bicara sepatah kata pun... segera kutinggalkan mereka tanpa ragu lagi... ku menuju rumah lamaku... menuju kamar untuk mengambil senjata laras panjang dan seragam loreng yang pernah kudapatkan dari seorang tentara yang kebetulan kukenal dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun