Mohon tunggu...
Hanung Teguh
Hanung Teguh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya pegawe di kantor pajak nun jauh di Banda Aceh sana...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ego Pegawai Pajak

18 April 2010   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Hasyim yang saya hormati. Terima kasih atas segala kritik yang bapak tuliskan di kompasiana ini. Jujur, saya merasa terharu, ternyata banyak juga kritikan yang membangun. Tidak bersifat yang menyalahkan maupun menghakimi.

"Dia menulis beberapa tulisan yang menunjukkan bahwa dunia tidak adil karena menyudutkan instansi pajak. Sebagai petugas pajak yang jujur, dalam tulisan-tulisan itu, dengan nada menertawakan, dia berusaha menunjukkan betapa bodohnya masyarakat, mahasiswa, anggota DPR serta orang di luar lulusan STAN ketika beropini tentang pajak atau mendiskreditkan orang pajak" --Pegawai Pajak Kok Tersinggung?--

Memang, sejak kasus Gayus ini muncul, saya yang biasanya di kompasiana jarang (atau mungkin ga pernah) menuliskan tentang pajak, lingkungan kantor maupun segala hal yang bersifat tetek bengek kantoran, akhirnya membuat tulisan yang menjawab berbagai opini yang ada dan berkembang di dalam masyarakat.

Kenapa saya menuliskan tulisan tersebut? Karena memang saya lihat, belum ada tulisan yang menjelaskan duduk persoalan tentang masalah perpajakan. Media yang ada bahkan terkesan menyudutkan kami, dari DJP dan mungkin ke Kementerian Keuangan.

Jadi, kesimpulan yang pertama, tulisan saya adalah sebagai pembelaan dan pemberian informasi yang ada tentang masalah perpajakan. Tidak semuanya tentang masalah pajak saya tuliskan. Hanya masalah pokok saja yang mungkin selama ini masyarakat salah mempersepsikannya.

Misalnya tentang “Bayar pajak di kantor pajak”, saya berikan informasi bahwa bayar pajak adalah di kantor pos atau bank. Kemudian, saya jelaskan tentang tugas pokok dari DJP, yang lebih bersifat administratif, pengawasan dan pemeriksaan.

Untuk masalah pajak yang pelik lainnya memang belum saya tuliskan, karena memang dari keterbatasan ilmu saya. Jadi saya cuma menuliskan apa yang saya ketahui dan selayaknya masyarakat juga harus memahami informasi yang ada.

Apakah terkesan membodohkan? Mungkin dari gaya pembahasaan saya yang memang terkadang slengean, yang cas-cis-cus, kadang membuat beberapa pihak merasa tersinggung. Kalau masalah itu, saya mohon maaf. Mungkin karena kekurangdewasaan saya yang membuat tulisan, saya kurang dalam masalah etika dan sopan santun.

Memang, faktor emosi tidak bisa dipungkiri menurut saya. Dan emosi masa muda terkadang belum terkontrol dengan baik. Dan dalam tulisan saya tentang pajak yang terakhir. Saya memang benar-benar merasa terhinakan oleh komentar dari anggota dewan. Jujur, memang faktor masalah pribadi yang melatarbelakanginya. Mungkin memang terkesan tidak objektif. Memang saya akui karena saya juga tidak begitu objektif dalam melihat tingkah polah anggota dewan.

Mungkin hanya tulisan saya yang kacau dan berantakan dari sisi bahasanya. Tapi, cobalah bapak melihat beberapa tulisan rekan maupun beberapa ahli yang saya temui di kompasiana ini. Misalnya tulisan: mbak tyas, pak Iwan Piliang yang sebagai jurnalis, mas Ichax dan berbagai pihak yang belum saya sebutkan. Yang terus terang, beliau-beliau ini jauh lebih senior daripada saya, yang lebih banyak ilmunya dan lebih dewasa. Jadi jangan hanya melihat tulisan saya yang kacau dan berantakan yang tidak terstruktur dan terimbas beberapa emosi negatif saya. Jadi, masih banyak tulisan rekan-rekan kompasiana yang objektif dan lebih dewasa. Tulisan saya hanyalah sekian dari tulisan-tulisan beliau-beliau itu. Sekali lagi, saya mohon maaf apabila ada bahasa saya yang kurang baik dan menyinggung perasaan bapak, maupun para pembaca.

"Generalisasi itu biasa terjadi di masyarakat manapun. Terutama kepada kelompok tertentu yang kebetulan minoritas. Di negara maju seperti Amerika pun sempat terjadi diskriminasi terhadap orang arab dan/atau orang muslim ketika ada beberapa oknum yang terlibat teroris dan mengatasnamakan agama. Dengan generalisasi ini apakah kita bisa sekonyong-konyong minta masyarakat Amerika untuk tidak diskriminasi terhadap orang muslim? Tentu tidak kan…"--Pegawai Pajak Kok Tersinggung?--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun