Mohon tunggu...
Steven Sitongan
Steven Sitongan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Senang membaca dan memiliki impian memunculkan usaha dan media yang bermanfaat untuk banyak orang. Saat ini rajin mereview buku di h23bc.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Kucium Darahmu" Sebuah Panduan Menghadapi Wartawan

25 November 2015   13:41 Diperbarui: 25 November 2015   14:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I Can Smell Your Blood bisa dikatakan sebagai manual book menghadapi wartawan. Disusun berdasarkan pengalaman penulis di dunia jurnalistik. Terdapat 42 pembahasan yang ditulis dengan singkat namun padat berisi. Isi yang membuat buku ini seksi adalah poin-poin yang membahas kesalahan fatal pejabat, Top managers, dan juru bicara ketika menghadapi wartawan. Apalagi di tiap pembuka bab baru ada karikatur lucu yang menggundang senyum. Klop sudah tidak perlu menunggu lama untuk menghabiskan buku ini. 

Buku ini saya baca sewaktu persiapan mendapat hadiah lomba menulis. Mendapat kabar penyerahan hadiah akan diserahkan langsung oleh gubernur, membuat saya merasa perlu mempersiapkan diri. Sekedar informasi acara tersebut disisipkan saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Maluku.

Namun kenyataan berkata lain. Saat Hari-H ternyata tidak satupun wartawan yang mengerubungi saya seperti yang sering terlihat di televisi. Ada sedikit kekecewaan tentunya. "Yang penting sudah ada persiapan dengan baik" batin saya. Singkat cerita pengalaman diwawancarai akhirnya datang saat pembuatan profil pemenang lomba. Apa yang sudah saya baca akhirnya dapat dipraktekkan. 

Sedikit berbagi apa yang saya pelajari dari buku ini. Menghadapi wawancara itu jangan terlalu banyak bicara, tapi juga jangan terlalu sedikit bicara. Bagaimana yang seharusnya? Feby Siahaan memberikan sebuah tips di bab ke 3. Bicara saja sebatas pesan kunci Anda.

 

"Pesan kunci ini adalah ide, pernyataan, yang Anda ingin diingat oleh pembaca/pendengar sebagai standpoint atau citra perusahaan Anda di kemudian hari.

Jadi yang pertama saya lakukan sebelum diwawancarai adalah menggali apa menjadi pesan kunci saya. Apa saja ide utama yang ingin saya sampaikan dengan harapan dapat dituangkan dalam berita. Penyampaian pesan kunci ini dapat kita ulang, tekankan saat media event atau wawancara.

Pada saat wawancara berlangsung, meski berhasil menjawab seabrek pertanyaan. Saya masih merasa kurang dalam menyampaikan jawaban. Betul kata penulis, meski sudah mempersiapkan diri. Latihan demi latihan mutlak dibutuhkan seseorang untuk menghadapi pers. Salah satu syarat mutlak untuk cas cis cus dengan lincah dengan pers membutuhkan media handling training.

Satu lagi tips yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Dikutip dari Small Things That Matter. Pertama, hindari kata-kata yang dengan refleks kita gunakan saat berbicara dengan seseorang. Contohnya pada dasarnya, well, jadi begini, dan kalau boleh jujur. Kedua, jika diwawancarai televisi, jangan memandang ke kamera, tetapi ke reporter yang bertanya. Ketiga, jangan menjawab sambil mengunyah permen karet atau permen biasa. Keempat, gunakan sapaan "saya-Anda", bukan "aku-kamu" atau "aku-kau".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun