Mohon tunggu...
Stephanus Satriyo
Stephanus Satriyo Mohon Tunggu... -

karyawan perusahaan properti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Harus Berterimakasih pada FPI?

9 Februari 2017   10:48 Diperbarui: 9 Februari 2017   10:56 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sidang tanggapan dari jaksa penuntut mengenai nota pembelaan AHOk sebagai tersangka kasus penistaan agama tanggal 13 Desember 2016 sampai dengan sidang yang ke 9 (Sembilan) tanggal 7 February 2017, hampir selama 3 bulan , media resmi dan sosmed  membahas soal Ahok, baik yang pro dan yang kontra. Bahkan sejak aksi damai tanggal 4 Desember 2016  yang lalu Ahok menjadi trending topik diseluruh dunia, media asing seperti BBC, CNN, EuroNews, Aljazeera  menyiarkan soal Ahok. Saat ini Ahok menjadi orang Indonesia yang paling terkenal di dunia. Dengan berita yang disiarkan berulang-ulang di hampir seluruh  media lokal, merupakan keuntungan untuk Ahok, Ahok semakin didukung rakyat Jakarta, Ahok akan ditetapkan sebagai terdakwa atau  hakim dengan mempertimbangkan segala aspek  dengan bukti dan kesaksian beberapa orang saksi dan keterangan beberapa ahli bahasa, ahli agama  dan ahli hukum akhirnya dibebaskan, karena tidak cukup bukti yang kuat untuk memenjarakan Ahok.

Apapun keputusan yang akan dijatuhkan oleh hakim akan menguntungkan Ahok, Ahok sudah menjadi tokoh fenomenal, tokoh pembaharu dalam  dunia politik di Indonesia.Dakwaan, cacian dan tekanan yang digulirkan FPI yang kemudian dikuatkan dengan fatwa MUI  membawa Ahok ke tempat yang lebih tinggi,seperti menaiki balon udara yang dapat dilihat ribuan mata dunia, tidak ada satupun negara  di dunia ini yang tidak terkait satu negara dengan negara lain, demikian juga kasus Ahok dalam sekejap mendunia.

Ahok menjadi tekenal karena aksi dari FPI dan MUI yang membuat fatwa “Ahok  penista agama”, tidak penting lagi bahwa seseorang telah mengedit video asli yang kemudian menjadikan sebagian umat islam marah kepada Ahok dan MUI mengeluarkan fatwa Namun dibalik peristiwa  ini  telah mengantarkan Ahok menjadi tokoh yang mendunia. Bahkan perdana menteri Malaysia sempat memberikan sindiran  mengharapkan pemerintah RI melakukan respon yang cepat atas tidakan genosida suku Rohingya oleh penguasa Myanmar “Marilah pemerintah RI segera bertindak untuk membantu saudara kita yang di  Myamar………. Jangan hanya masalah AHOK  saja”

Hanya karena seorang  Ahok  ratusan ribu umat dapat dengan damai sholat  berjamaah di Monas dan tetap khusuk berdoa ketika hujan turun, bahkan Jokowi sebagai presiden dan jajarannya ikut sholat ditengah hujan. Peristiwa ini menjadi peristiwa bersejarah tidak akan terulang lagi.

Sampai hari ini sebagian orang masih merasa cemas dan masih penuh dengan nuansa pro dan kontra, menuggu hasil akhir pengadilan apakah Ahok dipenjara atau bebas?, walaupun  peristiwa ini beberapa tahun lagi akan menjadi kenangan yang membuat kita tersenyum atau bahan bercanda di stand up comedy. Seperti kasus pendukung Gus Dur yang menebang pohon sepanjang jalan di Jawa Timur ketika mereka tidak setuju Gus Dur di impeachment, kalau ingat peristiwa itu, kita  semua tersenyum.

Apapun hasil persidangan nanti peristiwa ini akan menjadi pembelajaran bagi rakyat Indonesia yang belajar berdemokrasi sejak reformasi tahun 1998.


Dari Aksi FPI dan fatwa MUI tentang dakwaan kepada Ahok sebagai penista agama, sesungguhnya  yang paling diuntungkan adalah Ahok, beliau menjadi Icon  revolusi mental, dan contoh pemimpin yang jujur, contoh seseorang yang berani untuk melawan arus  dari kehidupan politik  kotor yang sudah membudaya di Indonesia.Praktek KKN dan politik adu domba dengan isu SARA yang memanfaatkan masyarakat bawah masih menjadi alat yang digunakan oleh para politikus.

Saat ini sebagian masyarakat mencela Ahok dan sebagian mendukung Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama  karena masih dalam proses di pengadilan, belum jelas Ahok bersalah atau tidak, selain itu masyarakat berdebar-debar menunggu hasil pilkada  tanggal 15 Februari 2017 , karena kasus Ahok  berkaitan dengan pilkada 2017, untuk membuktikan apakah  mayoritas masyarakat Jakarta membenci Ahok atau mendukung Ahok, namun apapun hasil akhirnya Ahok sudah mendapatkan keuntungan,  dan peran yang paling besar untuk membesarka nama Ahok adalah FPI, jadi Ahok harus berterimakasih  kepada FPI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun