Mohon tunggu...
Stephanus Satriyo
Stephanus Satriyo Mohon Tunggu... -

karyawan perusahaan properti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gus Mus, Membawa Kesejukan

25 November 2016   22:03 Diperbarui: 25 November 2016   22:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini di media elektronik dan medsos menulis seseorang yang menista beliau lewat tweeter, saya  terkesima dan terharu melihat Gus Mus dengan mudahnya memaafkan seseorang yang telah menghina beliau ,  dengan rendah hati dan tulus ,kalau hinaan  untuk orang lain dapat diperpanjang menjadi kasus pidana, oleh beliau selesai dalam satu “tweet”.

Jawaban yang tulus dan rendah hati  menunjukan beliau seseorang yang mulia, dan pantas untuk ,dihormati dan dimuliakan oleh siapapun.

Ketika di negeri ini sedang berlangsung kegeraman, kebencian  karena kasus penistaan agama, kasus penistaan ulama yang menjadi masalah yang berkepanjangan dan menyita energi bangsa ini. Kita disuguhi suatu keteladanan sosok ulama/kiai yang membuat kita tertunduk malu,  Gus Mus seseorang yang berhati mulia, seorang  yang meresapi  agamanya  sampai tingkat hakekat diri , kata-kata beliau sejuk dan Indah, penuh kasih sayang,  simak tweet Gus Mus menanggapi  atasan orang yang menista beliau minta dimaafkan :

“Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda. “

Beliau hatinya sangat mulia, bahkan ketika seseorang mengusulkan orang yang menghina untuk dipecat, ini jawaban Gus Mus:

“Janganlah. Dia sudah menyesal dan meminta maaf. Al-Musãmih kariim...”

Kata-kata beliau sederhana menggores  kalbu, Indah, mempesona dan menyentuh siapapun yang membacanya melintasi batas agama, suku dan ras , beliau sungguh ulama  langka yang dimiliki negeri  ini, semoga Gus Mus menerangi hati kita yang kadang gelap tertutup amarah dan kebencian, lupa diri bahwa kita makhluk yang fana , manusia yang hanya sementara hidup di dunia .Coba resapi doa  dibawah ini, tidak ada kata yang terucap selain keharuan karena keagungan  Allah lewat doa Gus Mus :

DOA


Kawan-kawan Indonesia Optimis akan menyelenggarakan 17an secara virtual/digital. Aku diminta ikut terlibat baca doa, maka anakku Bisri Mustofa pun merekam doaku ini:

Ya Allah ya Tuhan kami,

Wahai Keindahan yang menciptakan sendiri segala yang indah,

Wahai Pencipta yang melimpahkan sendiri segala anugerah

Wahai Maha Pemurah yang telah menganugerahi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun