Mungkin bagi sebagian besar kita yang awam dengan ilmu sejarah, menganggap bahwa sejarah hanya sekedar catatan peristiwa masa lalu dan tak berkaitan dengan kehidupan zaman modern atau lebih tepatnya era globalisasi. Yang lebih parahnya, sejarah dianggap sudah relevan di era globalisasi ini.. Padahal, sejarah juga menjadi satu dari sekian banyak hal yang mempengaruhi globalisasi. Hal ini senada dengan Susilo & Sofiarini (2020), dalam jurnalnya mereka mengatakan bahwa sejarah bukan sebuah hafalan semata, tetapi bisa menjadi seuatu yang sangat berharga dan membekas bagi siswa karena menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Hal ini selaras dengan yang sudah kita bahas sebelumnya, sejarah berisi catatan kejadian yang terjadi di masa lampau, namun ternyata sejarah juga menjadi seuatu yang sangat berharga dan membekas karena menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan yang terjadi dan di catat pada masa lampau menggambarkan bahwa kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran dari manusia masa lampau bagi manusia yang akan datang. Wawasan yang sifatnya aplikatif dalam kehidupan manusia. Contohnya sejarah pergerakan nasional yang memberikan pelajaran budi luhur mengenai identitas sejati Indonesia yang berani dan suci.
Tak hanya itu, sejarah juga menjadi pengingat bagi setiap individu mengenai identitas. Identitas yang dimaksud disini sama seperti yang sudah disebut diatas, yakni budi luhur.Hal ini juga disinggung oleh Nahak (2019), dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa perlunya ada upaya-upaya yang terus dilakukan dalam menanggulangi derasnya budaya asing yang masuk ke Indonesia dan sangat mengkhawatirkan bagi Indonesia karena dapat mengikis dan lebih parahnya dapat melunturkan kebudayaan yang ada di indonesia. Sehingga usaha ini diperlukan agar untuk itu kebudayaan bangsa Indonesia di era globalisasi tetap ada.
Kita percaya, globalisasi memiliki dampak banyak positif dan negatif, dari sekian banyak dampak negatif yang akan terjadi adalah terkikisnya nilai luhur negara kita. Untuk menanggulangi hal ini memang tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi hal ini dapat kita mulai dari Guru Sejarah. Seperti  yang dikatakan Susilo & Sarkowi (2018) dalam penelitiannya, Guru Sejarah harus terus belajar agar dapat menyeimbangi antara ilmu masa lampau, masa yang sedang terjadi dan masa depan. Yang artinya adda andil seorang guru dalam upaya pembelajaran sejarah yang relevan di era globalisasi.
Tak sampai disana, Susilo & Sarkowi (2018) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa sepatutnya dunia pendidikan harus tetap berupaya untuk konsisten mendistribusikan nilai karakter bangsa melalui pengajaran bidang ilmu sosial khususnya sejarah.
Sumber :
Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.
Susilo, A., & Sarkowi, S. (2018). Peran Guru Sejarah Abad 21 dalam Menghadapi Tantangan Arus Globalisasi. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(1), 43-50.
Susilo, A. A., & Sofiarini, A. (2020). Peran Guru Sejarah Dalam Pemanfaatan Inovasi Media Pembelajaran. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 4(2), 79-93.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI