Pandemi membuat banyak bisnis bergejolak. Mulai dari industri hingga pariwisata dan masih banyak lainnya. Namun di balik penurunan ini, justru bermunculan bisnis baru yang menuai untung. Seperti bisnis fashion tetap bertahan walaupun di tengah pandemi Covid-19, salah satunya adalah bisnis pakaian.
Sudah lama Ardy (20) pemuda asal Bandung bercita-cita ingin menjadi Enterpreneur. Karirnya ia mulai ketika awal masa pandemi Covid-19, Ardy (20) mencoba berinisiatif membuka usaha thrift online karena thrift-ing saat itu sedang ramai-ramainya disukai anak muda. Tetapi bisnis Thrift hanya bertahan beberapa bulan. Ardy (20) akhirnya melamar pekerjaan di bagian clothing.
“Disana saya bekerja buat belajar, belajar gimana sih brand yang benar, belajar orang suka pakaian yang seperti apa. Ngumpulin uang dan dengan modal dikit saya belajar buka usaha sendiri meskipun belum terlalu besar tetapi saya mencoba untuk menjadi orang yang bisa berkarya” Ucap Ardy (20).
Ardy membagikan cara mengembangkan bisnis baju di tengah gempuran pandemi Covid-19 saat ini. Menurut dia, saat berniat membuka usaha apalagi di tengah situasi buruk ini harus didukung mental dan semangat yang kuat. Dan Ia membuka Bisnis baju yang Ia namai CHAMBRE DE LA VAIN dengan salah satu teman-Nya.
“Awalnya kami patungan, saya bagian Marketing Penjualan dan teman saya bagian Design. Dan sampai sekarang Allhamdulilah berjalan dan lumayan sih orderannya” Kata Ardy (20)
Ardy (20) menyebutkan keunggulan produknya jika dilihat dari Buyer Persona ada di design, bahan, dan cutting-an. Serta apa yang membedakan produk bajunya dengan para kompetitor diluar sana ada di segi kualitas dan bahan baju.
“Saya mengutamakan kualitas sih, bahannya saya pakai yaitu every wedge. Saya tidak mau memakai bahan yang murah, dan harga jual bajunya juga Rp. 130.000 jadi harus mengutamakan kualitas. Dan sebenarnya brand itu ada yang penetration dan branding, saya lebih ke branding sih tapi kelamaan bakal penetration juga soalnya kan butuh uang juga” Ujar Ardy (20)
Ia menjelaskan proses pembuatan baju dari Vendor memakan waktu kurang lebih 2 minggu dan untuk pembuatan Artikel itu paling lama 2 minggu.
Ardy (20) juga mempunyai rencana untuk membesarkan usahanya yaitu membuka toko sendiri dengan pertimbangan jika Pandemi sudah selesai dan toko offline pasti akan ramai kembali, Ia mengatakan harus mempunyai toko agar usaha pakaiannya mempunyai identitas.
Ardy (20) juga menjelaskan tentang cara Pemasaran. Cara pemasaran bisa ditempuh secara offline ataupun online. Secara online usahaNya mempunyai akun Instagram sendiri yang memiliki followers lumayan banyak ada juga toko online mereka di Shopee, dan Ardy (20) biasanya memasarkan di Instagram serta akun TikTok pribadi milik-Nya. “kalau toko offline sih biasanya seperti bermain di Community” ujar Ardy (20).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI