3. Lalu, Â benarkah Teori Komunikasi ini akan selalu Relevan dengan Era Digitaal saat ini?Â
Dari fenomena #TasyaFarasyaApproved tentu memperlihatkan bahwa Teori Jarum Suntik masih relevan, terutama dalam konteks media sosial dan influencer. Pesan dari Tasya bisa dengan cepat memengaruhi audiens untuk membeli produk, bahkan produknya langsung viral dan sold out di berbagai e-commerce. Tapi, kalau kita lihat lebih jauh, meskipun teori ini masih relevan, namun teori ini juga memiliki keterbatasan. Di era digital sekarang, audiens makin aktif, kritis, dan selektif. Mereka membandingkan review, membaca komentar, hingga memberikan ulasan sendiri di platform e-commerce. Artinya, tidak semua informasi langsung diterima mentah-mentah seperti yang diasumsikan teori ini.
Meski begitu, fenomena seperti #TasyaFarasyaApproved tetap membuktikan bahwa media dalam hal ini influencer masih punya power besar dalam membentuk opini publik. Apalagi jika influencer tersebut punya kredibilitas, popularitas, dan konsistensi seperti Tasya Farasya. Gimana? Tertarik untuk membuktikan Teori Jarum Suntik ini dan jadi influencer?
Artikel ini ditulis oleh Stephanie Alieta, dan Vania Filma (Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi - UNS) bersama Firya Qurratu'ain Abisono S.I.P, M.A. (Dosen S1 Ilmu Komunikasi - UNS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI