Mau tidak mau Jason memerintahkan untuk mencari kembali di luar pagar dan menyelamatkan sang dokter untuk dibawa ke rumah sakit. Beruntunglah si dokter sudah melihat dengan kepala sendiri ancaman nyata di luar pagar yang sangat mengerikan, yang membuat dia hampir terbunuh sia-sia.
Namun sesampai di rumah sakit, dokter itu masih terus membangkang. Dia hanya mau melakukan pekerjaannya bila ada jaminan bahwa isterinya masih hidup dan dihadirkan juga di rumah sakit.
Jason begitu murka tapi demi isterinya, dia mengalah dan memenuhi keinginan si dokter yang keras kepala itu.
"Sekarang selamatkan isteri saya. Ayo cepat." Tak sabar lagi Jason dengan tingkah dokter yang tak tunduk untuk bekerjasama.
"Kau baru tahu bahwa tanpa saya kau tidak bisa apa-apa. Pekerjaan saya tidak bisa kau gantian, bahkan oleh yang lain. Sedangkan pekerjaan mu sendiri apa selain main perintah dengan semena-mena?" Ketus si dokter.
"Kau tidak perlu tahu apa yang saya kerjakan, saya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Pilcher, sang pendiri tempat ini."
Ya, sebagaimana pola kebijakan pendahulunya, masing-masing warga diberi peran dan tugasnya masing2. Dan Pilcher itu anti kiritk dan melaksanakan tugasnya dengan tangan dingin, yang dimaknainya sebagai tanda cinta kepada manusia yang dia selamatkan dari kehancuran itu. Sama seperti Pilcher, Jason pun akan menjawab kepada dokter, "Buatlah rumah sakit ini berjalan. Kerjakan saja tugasmu dan sisanya biar kami yg selesaikan... Karena kami yang paling tahu dan paling kompeten serta paling punya tanggungjawab dan karena itu Otoritas kami legitim dan mesti ditaati oleh siapapun tanpa terkecuali... Tidak boleh ada pendapat lain yang menentang Otoritas. Itu malah berbahaya!"
Setelah siuman dan sembuh, isteri menghibur sang Otoritas yang masih kesal dengan si dokter. "Tetaplah bekerjasama dengan dokter itu karena dia satu-satunya yang bisa memimpin rumah sakit ini sampai kita punya dokter yang siap seperti dia."
"Tetapi dia tak bisa dipercaya, terlalu pemarah dan sangat arogan sebagai seorang dokter, merasa sok kuasa dengan ilmu dan profesinya."
"Ya, sayang, bagaimanapun nyawa kita sepadan dengan arogansi dia."... Janganlah kau hiraukan dia. Itu akan menguras fokus dan energimu. Dia tak sepadan dengan pekerjaan dan tanggungjawabmu."
"Ya dia tidak sepadan, memang akan lebih baik kalau dia tidak saya keluarkan dari tabung itu, " tegas si Jason dengan nada menyesal.