Mohon tunggu...
Stefanie
Stefanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ada

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jawasentrisme: Kurangnya Representasi Keberagaman yang Baik pada Media di Indonesia?

28 April 2022   12:00 Diperbarui: 28 April 2022   12:01 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Selain kurang menunjukkan adanya keberagaman, representasi kelompok minoritas yang ada pada siaran televisi Indonesia pun juga masih kental dengan stereotip negatif. Misalnya seseorang yang beretnis Tionghoa digambarkan pelit, etnis Batak digambarkan kasar, orang-orang dari Indonesia Timur dianggap bodoh dan kotor, dan lainnya. Tidak jarang pula, etnis dan ras lain dijadikan sebagai ejekan dan olok-olokan komedi belaka contohnya dalam SitKom Keluarga Minus pada etnis Papua (Islam, 2012


Media massa pada dasarnya adalah sebuah konstruksi sosial karena media massa bisa mempengaruhi bagaimana kita memandang diri kita dan juga membentuk pandangan kita terhadap orang lain  (Gamson et al., 1992). Sehingga, tayangan-tayangan yang masih penuh dengan stereotip tersebut akan dapat memicu terjadinya rasisme di masyarakat. Ejekan yang mengarah kepada rasisme yang diwajarkan dalam tayangan televisi pun akan dapat diwajarkan pula di dunia nyata. Selain itu, menurut Ross (2019), representasi etnis minoritas pada media massa yang masih minim dan juga dipenuhi dengan stereotip memunculkan adanya kebencian publik dan rasa rendah diri pada kelompok minorita


Oleh sebab itu, dianjurkan kepada media massa untuk lebih bisa memunculkan dan meliput keberagaman ras, suku, agama, daerah, dan budaya yang ada di Indonesia. Media massa seharusnya sadar atas kekuatan mereka sebagai salah satu penggerak utama opini dan pandangan publik. Maka dari itu, mereka perlu menyajikan konten yang berkualitas dan memiliki area of coverage yang luas. Bukan hanya menampilkan golongan dominan yang bersifat Jawa sentris, media juga harus bisa merepresentasikan dan meliputi kelompok-kelompok yang termarjinalkan di seluruh wilayah Indonesia tanpa adanya prasangka dan stereotip yang merugikan


Jangan sampai ada golongan yang merasa terpinggirkan dan terabaikan. Terlebih, Indonesia sebagai negara yang heterogen dan memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya "berbeda-beda tetapi tetap satu". Sudah seharusnya semboyan itu dihayati dalam setiap aspek kehidupan di Indonesia termasuk dalam hal pembuatan konten media massa seperti televisi. Dengan menampilkan representasi keberagaman dan multikulturalisme dengan baik, maka media bisa membentuk pandangan publik yang positif dan ikut pula meningkatkan toleransi serta kebhinekaan di Indonesi


Daftar Pustak

Fernando, E. (2021). Konstruksi Sosial Realitas Masyarakat Indonesia di Tengah Konten Penyiaran Televisi yang Jakartasentris. Nivedana : Jurnal Komunikasi & Bahasa, 2(1), 1-13. Retrieved from: https://jurnal.radenwijaya.ac.id/index.php/NIVEDANA/article/download/263/223


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun