Mohon tunggu...
Stefan Sikone
Stefan Sikone Mohon Tunggu... Penulis

Guru. Berlayar di 3 pulau ilmu: filsafat, ekonomi manajemen, komputer. Mendirikan LPK Bistek untuk memberikan pendidikan dan latihan gratis bisnis online bagi masyarakat yang berminat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Era Web3 Hanya Tentang Koin Baru, Atau Perpindahan Nilai yang Mendunia?

14 Oktober 2025   21:25 Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:25 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Fase ini mengubah jaringan menjadi read-write, menghubungkan suara (connecting voices). Pengguna mulai menciptakan konten melalui platform media sosial dan aplikasi.

Namun, meskipun pengguna yang menciptakan nilai dan data, kekuasaan dan keuntungan terakumulasi di tangan segelintir korporasi besar (big tech).

Nilai diekstraksi dari data pengguna dan keuntungan tidak didistribusikan kembali secara proporsional. Inilah era sentralisasi ekonomi data.


3. Internet Nilai (Web3)


Fase ini adalah jawaban atas kegagalan Web2 dalam hal desentralisasi nilai. Web3 berfokus pada menghubungkan nilai (connecting value) dengan menciptakan lapisan kepercayaan (trust layer) di atas internet, yaitu Blockchain.

Tujuannya adalah mengembalikan kendali nilai dan data kepada individu. Di sini, mata uang kripto berbasis komunitas menjadi penting karena ia berfungsi sebagai alat untuk memastikan kontribusi manusia (waktu, energi, partisipasi) dapat diukur dan dihargai secara adil tanpa perantara.


Mata Uang Komunitas: Manifestasi Kontribusi Manusia


Mata uang kripto yang berbasis komunitas mewujudkan misi Web3: menciptakan nilai yang didukung oleh aktivitas kolektif---bukan oleh cadangan bank atau otoritas pemerintah.

Mata uang yang berbasis komunitas menjauhi model mining intensif energi (Proof-of-Work) dan beralih ke mekanisme konsensus yang lebih ringan, di mana token didistribusikan berdasarkan partisipasi dan kontribusi aktif.


Agar mata uang komunitas ini berkelanjutan, nilai harus berakar pada konsensus internal. Konsep Konsensus Nilai Kolektif digunakan untuk menetapkan acuan nilai di antara anggota.

Konsensus ini berfungsi sebagai kompas moral yang bertujuan menstabilkan nilai dan memotivasi interaksi ekonomi riil, bukan sekadar spekulasi pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun