Mohon tunggu...
Stephanus Christiono
Stephanus Christiono Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger Jogja

Aileen - Keenan Dads | Blogger | Blogger Jogja | *** Senang Fotografi dan pengguna 📸Canon G7x *** Bisa ditemui di alamat situs: https://www.maskris.co.id ***

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penilaian Akhir Semester Kelas 1 SD yang Menakutkan bagi Anak

8 Desember 2020   00:19 Diperbarui: 8 Desember 2020   00:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kurikulum darurat bahkan secara jelas disebutkan bahwa salah satu poin yang terpenting dalam kurikulum darurat adalah guru tidak perlu memaksakan ketuntasan kurikulum. Melainkan, memilih pembelajaran yang esensial. 

Namun, tampaknya masih banyak institusi pendidikan yang bingung untuk menjalankan kebijakan dan juga kurikulum darurat tersebut.

Hampir satu minggu lebih, mulai awal desember ini kami berusaha untuk memberikan pendampingan ekstra kepada anak kami yang kelas 1 SD dikarenakan ia harus menjalani Penilaian Akhir Semester (PAS). Dan ujian kali ini benar-benar menjadi ujian yang benar-benar menguras banyak emosi dan mental anak.

Entah apa yang dipikirkan oleh pihak sekolah dan dinas pendidikan setempat ketika memberikan soal PAS kepada anak kelas 1 SD. Soalnya seakan-akan hadir pada saat kondisi biasa. Bahkan petunjuk pengerjaannya pun dibuat dengan anggapan tanpa terkendala jarak dan juga keadaan pandemi yang tidak normal.

Coba bayangkan kondisi ini. Saat ini, banyak anak kelas 1 SD yang seharusnya didampingi sekolah untuk belajar membaca, menulis dan berhitung tidak mendapatkan apa yang harusnya didapatkannya.  Selama satu semester siswa lebih banyak menerima tugas yang berpatokan pada buku ajar yang ada sebelum pandemi. Sedangkan ketika penilaian akhir semester anak-anak mendapatkan soal yang cukup banyak.

Pertanyaannya? Apakah anak kelas 1 SD perlu untuk membaca dan mengerjakan semua soal ujian yang banyak itu sendiri? Apakah wajar anak kelas 1 SD diberikan soal berjumlah 120 soal dengan banyak tipe dalam 1 hari yang sama? Apa ga bisa disederhanakan lagi soalnya? 

Saya rasa itu hal yang cukup mengerikan dan menakutkan bagi anak. Mengerjakan soal sambil mengeluh dan menangis karena banyaknya soal telah menjatuhkan mental anak. 

Oke, mungkin kami lemah untuk bagian ini dan ada yang menyalahkan orang tua dalam mengajari anaknya ketika belajar sehingga anak hingga akhir semester belum bisa membaca secara lancar. 

Menurut saya, mengajari anak belajar membaca, menulis dan berhitung bukan hal yang mudah bagi orang tua yang tidak memiliki background pendidikan sebagai tenaga pengajar. 

Perlu suatu kesabaran lebih, karena memaksakan anak agar dapat membaca, menulis dan berhitung secara ekstrem justru akan semakin membuat emosi meningkat. Dan itu yang sering kali kami temukan ketika para orang tua murid bertemu dan curhat di Group Whatsapp kelas.

Ah, sudahlah.. Mungkin ini hanya sedikit curahan hati kami yang sedih ketika melihat anak kelas 1 SD mendapatkan soal PAS / UAS yang sangat banyak, seakan tidak sedang ada pandemi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun