Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Zero Waste Salah Satu Komponen Smart City

22 April 2023   12:28 Diperbarui: 22 April 2023   12:35 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Living Lab ASECH di Jimbaran Hub, Bali

Kemarin dalam rangkaian kegiatan bersama Kemendagri dan ASECH di Jimbaran Hub, saya bertemu dengan salah satu tenant di ASECH yang mengelola sampah (waste). Konsep ASECH (Asean Center of Excellence of Smart City) yang diresmikan sejak awal tahun ini. 

Adapun Jimbaran Hub dipilih karena memang ada tema menarik yang ingin ditunjukkan dalam pendekatan ASECH. 

Dalam banyak expo, seminar dan webinar terkait smart city, seringkali pendekatan smart city lebih kepada pendekatan teknologi. Padahal tidak hanya urusan teknologi informasi yang membuat kita semakin smart. Yang diharapkan oleh pemerintah, adalah fokus kepada 6 hal utama yang harus bisa diberikan kota / kabupaten kepada warganya. Seperti edukasi, kesehatan, perumahan, pekerjaan umum / penataan ruang,  keamanan, dan sosial. Inilah yang harus didukung oleh teknologi informasi yang ada untuk bisa mencapai smart living. 

6 pilar fokus di ASECH
6 pilar fokus di ASECH

Selain karena lingkungan hijau nan asri, Jimbaran Hub juga dipilih karena diharapkan bisa mengusung 6 pilar yang akan diterapkan di Living Lab Smart City disana. Salah satu yang menarik untuk saya adalah sustainable environment, atau kita kenal juga sebagai sustainable living. 

Maka tidak heran disana kita melihat adanya solar panel yang menunjukkan bagaimana kita menggunakan daya listrik dari panel surya, dan yang menarik lagi, pengelolaan sampah dengan konsep zero waste. 

Sampah yang ada dikumpulkan dan dioleh lagi menjadi lembaran papan yang bisa dioleh lebih lanjut. Ini ternyata, bukan yang pertama, sebelumnya dilakukan juga di kabupaten Badung, dengan mesin monster sampah mereka. 

Lembaran papan dan balok ini diolah menjadi banyak hal, demikian dijelaskan salah satu mentor mereka, pak Wayan Tegeg dari KSM Bali Lestari. 

Pak Wayan Tegeg (dokpri)
Pak Wayan Tegeg (dokpri)

Adapun karya yang bisa dihasilkan dari lembar papan dan balok ini sangat beragam. Hampir 80% bahan dari balok atau papan ini adalah dari plastik sampah yang dihasilkan disana. Dan ini diolah oleh mesin. Bentuk papan atau balok ini cenderung hitam, tapi tetap bisa dioleh menjadi berbagai karya oleh para seniman Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun