Sangat jarang, tidur siang seperti dulu ketika masik anak-anak. Sibuk mencari suplemen, lelahnya tiap hari bekerja tak sepenuhnya lenyap. Sejatinya hanya perlu istirahat, kilas balik menata ulang hiruk-pikuknya salah kaprah yang terabaikan.
Dulu, dulu sekali, ritual tidur siang tak bisa ditawar-tawar lagi, bagi anak-anak seusia SD. Tak ada les privat, tak ada kegiatan ekstra, dan belajar hanya di pagi hari saja. Beda kini, jam sekolah dipadatkan hingga menjelang sore, plus aktifitas lainnya, kecuali Sabtu libur.
Tidur siang menjadi barang langka yang terlupakan. Padatnya kesibukan belajar tiap hari, lelahnya dibalas dengan acara bermain di akhir pekan hingga sore. Sementara itu, makan-minum dan vitamin penyehat tubuh, bagi yang mampu sudah pasti diusahakan terpenuhi.
Ada pengalaman, beberapa tahun lalu ketika anak-anak masih kecil, kasih hadiah bagi yang sukses tidur siang, sepulang sekolah. Meski terkadang hanya bermain di tempat tidur bersama kakak-nya, tapi ada saatnya mereka tertidur karena kelelahan.
Tak perlu berlama-lama tidur siang, dan tak lebih dari satu jam. Manfaatnya, berdasarkan info para ahli, mampu meningkatkan daya ingat dan mengurangi risiko serangan jantung.
Dilansir dari kompas.com, Dr Marc Weissbluth, dalam bukunya "Kebiasaan Tidur Sehat, Anak yang Bahagia", dikatakan bahwa "Tidur yang nyenyak meningkatkan kekuatan otak seperti halnya angkat beban membangun otot yang lebih kuat".
Sementara itu, Â penelitian yang dipublikasikan Jurnal BMJ Heart, Desember 2019, mengamati kebiasaan tidur yang dilakukan hampir 3.500 orang dewasa di Swiss. Hasilnya, orang-orang yang tidur siang, setidaknya 1-2 x seminggu, memiliki risiko lebih rendah terkena masalah jantung, bila dibandingkan mereka yang tidak tidur siang sama sekali.
Terbukti memang, ketika ada waktu libur, meski belum rutin, ada perasaan segar dan sehat setelah bangun dari tidur siang.
Beberapa pekerjaan yang memerlukan pemikiran, seperti penyusunan rencana kerja, hitung-menghitung, dan juga menulis, adakala-nya lelah otak. Tidur siang yang tak lebih dari satu jam, akan menyegarkan kembali ingatan dan memberikan ide-ide segarnya.
Terkadang, ketika sedang melakukan proses pembuatan sebuah tulisan artikel, berasa seperti tak ada daya. Kata dan kalimat seolah tertutup kabut, tak mampu melanjutkannya sebagai tulisan lengkap. Belum lagi judulnya, di corat-coret, tambal sulam tak tercipta judul menarik yang patut dituangkan.