Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panggil Mas Boleh Saja Asalkan Nyaman

28 Juni 2020   00:23 Diperbarui: 28 Juni 2020   00:14 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum tahu sebabnya, mengapa orang-orang yang baru kukenal, akhir-akhir ini lebih sering memanggil dengan sebutan Pak. Padahal, biasa-biasanya sich Mas.

Mulanya bangga, jangan-jangan apa cara bicara dan perilaku ini sudah mendekati gaya bos. Biasanya, orang-orang muda berpendidikan tinggi, dengan posisi kunci di suatu perusahaan, merasa kurang pas bila dipanggil Mas.

Tak mau ambil pusing, pada akhirnya sebutan Pak, lapang dada diterima, dengan segala konsekuensi-nya, harus tak boleh cengengesan, agar tampak berwibawa.

Cara jalannya pun, harus menghadap ke depan, tak boleh terlihat menunduk, seperti orang susah yang belum menemukan jatidiri. Apa boleh buat, demi memantapkan hati, bicara pun hemat kata-kata.

Di kantor, meskipun tak pegang kunci, beberapa kawan setingkat, mulai beralih ke panggilan Pak, dari yang sebelumnya menyebut nama. Mungkin saja kita-kita yang sudah senior, merasa canggung bila saling memanggil nama.

Dulu, sewaktu baru masuk kerja, sebagai pengawas yang masih kinyis-kinyis atau muda, kebanyakan anak-buah yang lebih senior menyebut dengan panggilan Mas.

Apa pun alasannya, sudahlah tak perlu dibahas, biarkan sesuai alamnya. Nyata di rumah, sewaktu baru menikah, istri biasa menyebut Mas atau sebaliknya suami menyebut istrinya Dik.

Tak ada perjanjian khusus, begitu buah hati mereka telah hadir, bertahap dan hampir pasti, ada pergeseran menjadi sebutan Pak atau Bu, yang seolah mengajarkan anak cara memanggil orangtua-nya.

Ada yang tak berubah, adik-adik yang terikat tali kekeluargaan, biasa memanggil Mas atau Mbak, atau sesuai dengan sebutan di daerahnya masing-masing.

https://pixabay.com
https://pixabay.com
Lagi-lagi tak ada yang abadi, sebutan Mas bagi adiknya bisa saja berubah Pakde (panggilan keponakan di Jawa,  utk kakak dari orangtua), membahasakan atau mengajarkan cara panggil  untuk pamannya.

Senangnya dipanggil Mas, merasa dihormati dan tak ada kesan berjarak, pada akhirnya dibagikan kepada orang-orang yang kita merasa itu panggilan sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun