Gadget mampu membius mata! Tak berkedip, memandang gerak-gerik gambar bergerak di layar HP, Icha (w/8 tahun), sedang asik menekuni dunia maya-nya yang tak berbatas. Masalahnya terbayang sudah, cepat atau lambat, bila tak dilakukan perubahan sikap akan mengakibatkan kerusakan mata.
Cerianya Sabtu, Icha libur sekolah, mau apa lagi selain bergadget/ber-HP milik ibu dan menonton TV. Ibunya sibuk, melayani pembeli di warung kecil-nya-nya yang sepi pembeli. Bapaknya tak lagi bekerja karena sakit, sementara kakaknya, 4 tahun lebih tua, entah kemana, tak mau sekolah karena malas sekaligus tak punya biaya.
Saat anak menggunakan gadget, tak selayaknya dibiarkan tanpa kendali orangtua. Terlalu asiknya anak, biasanya lupa waktu, dan lupa-lupa lainnya, hingga mata lelah.
Mata lelah (astenopia) dapat terjadi karena pada saat anak menggunakan gadget, mata anak akan berakomodasi. Bila terjadi dalam waktu yang cukup lama, otot-otot mata akan mengalami kelelahan. Kondisi mata lelah ini akan mengakibatkan gejala pusing, pandangan buram, dan pandangan ganda.
Selain itu, mata yang lama memandang layar HP, biasanya jarang berkedip, karena tak mau kehilangan momen menariknya. Akibatnya, mata menjadi kering, dan anak akan merasakan pedih, berair, terasa panas, dan merah, pandangan-pun menjadi kabur.
Jarak yang terlalu dekat, antara mata dan layar HP, dan berlangsung lama, juga akan terjadi semacam pembiasaan mata melihat objek dekat secara berlebihan. Masalah serius akan terjadi, rabun jauh (miopia), karena titik fokus mata untuk melihat jauh telah berkurang. Hingga diperlukan bantuan kacamata jauh, agar anak dapat melihat objek.
Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sangat memerlukan gerak badan, agar tumbuh kembang secara alami. Bila mata mengalami gangguan, pastinya akan mengurangi kebebasan gerak-langkahnya, apalagi bila harus menggunakan kacamata.
Ceriakanlah dunia anak, tapi bukan ceria karena bergadget/ber-HP, dengan cara-cara yang bijak dan tegas.
![Ilustrasi : https://parenting.firstcry.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/06/668671396-h-696x478-5ca8cca795760e5307365193.jpg?t=o&v=770)
Masa depan anak, seperti Icha, dan anak-anak lainnya, harus menjadi kepedulian orang-orang dewasa. Minimal, orangtua haruslah memberi contoh agar tidak boros waktu menggunakan HP. Untuk itu haruslah paham, akibat negatif yang ditimbulkannya bagi mata.
Peraturan tegas harus diterapkan pada anak-anak, waktu pemakaian HP pun dibatasi tak lebih dari 2 jam per hari. Itu-pun harus ada jeda, dan tak boleh terus menerus.