Apa Pandangan Politik Anda? Husainiyyah atau Yazidiyyah?

Islam tidak memandang politik terpisah dari tubuh Islam. Sebaliknya, politik adalah bagian dari tubuh Islam. Olehnya, politik Islam berasas pada keadilan, sebagaimana ideologi islam dijiwai oleh Keadilan Ilahi.

Analisis Politik

Menurut Maxmanroe online, analisis merupakan sebuah kerja akal yang meneliti rangkaian sebuah peristiwa, mengurai fakta-faktanya, membedakan dan memilah sesuatu untuk dikelompokkan lagi menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya, lalu ditafsirkan maknanya. 

Dalam hal ini, analisis politik adalah salah satu dari kerja akal yang dimaksud oleh Maxmanroe. Bahwa, analisis politik terkait dengan fenomena politik, di mana penganalisis memberikan pandangan ilmiahnya terhadap suatu kejadian politik yang telah (sedang) terjadi, dan dampaknya mempengaruhi pada peta perpolitikan di sekitarnya.

Sampai di sini, diketahui bahwa pandangan politik dan analisis politik sangat jauh berbeda. Pandangan politik adalah bagian dari hidup seorang yang komitmen dengan sebuah aturan hidup bernama ideologi. Seorang yang gaya hidupnya adalah ketidakberaturan, atau hanyalah ikut arus ke mana hidup membawanya pergi, tentu akan sulit menentukan arah pandangan politiknya. Kalau pun memiliki pandangan politik tertentu (seperti, kemanusiaan universal), maka bisa jadi pandangan politiknya akan sangat rapuh jika sudah berhadapan dengan teori-teori cacat seperti yang diusung oleh humanisme Barat.

Adapun analisis politik adalah sebuah tinjauan ilmiah politik berupa tafsiran dari fenomena-fenomena politik yang terjadi, faktor penyebab, serta dampak alamiahnya. Siapa pun bisa saja menjadi seorang analis (komentator) politik, selama memenuhi kaidah dan syarat-syarat sebagai seorang komentator.

Urgensi keduanya

Pandangan politik dan analisis politik, keduanya memiliki fungsi masing-masing. Pandangan politik sangat membantu seseorang untuk mengambil keputusan, manakala kepentingan politik diperhadapkan kepadanya. Ketika seorang muslim Syiah diperhadapkan dengan dua simbol pemerintahan (yaitu, pemerintahan adil dan thagut), maka ideologi Islam yang dianutnya akan membantu menuntunnya untuk memilih pemerintahan berkeadilan sebagai konsekwensi keber-imanannya.

Seorang muslim Syiah seideal Imam Husain alaihissalam tentu tidak akan pernah bisa (mau, sanggup) untuk berbaiat kepada seorang Yazid bin Muawiyyah yang pola hidupnya berbasis pada kezaliman dan cinta dunia. Seorang muslim Syiah seideal Imam Husain alaihissalam komitmen dengan ideologi Islam yang dianutnya, sehingga nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan secara otomatis (fitrawi) menuntun langkah Beliau as untuk selalu loyal berjuang di jalan Ilahi. Sekali pun jiwa raga adalah taruhannya. Kesetiaan dan pengorbanan dalam memperjuangkan keadilan (ruh ilahiah sebuah kehidupan) ini, akan berbuah sangat baik. Orang-orang Islam menyebutnya sebagai syahadah, balasan terbaik bagi orang-orang setia di jalan Tuhan.  

Jika seorang mengimpikan sebuah akhir yang baik seperti Imam Husain alaihissalam, maka bentuklah (tentukanlah) pandangan politik anda sejak sekarang. Melangkahlah bersama pandangan politik anda! 

Husainiyyah atau pun Yazidiyah ditentukan oleh pandangan politik yang kita pilih sebagai seorang muslim. Peta politik Islam hanya ada dua, yaitu keadilan dan kezaliman. Tidak ada politik abu-abu.