Mohon tunggu...
Sri Yundiani
Sri Yundiani Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa

bismillah cumlaude

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penuis Perempuan dalam Sejarah Sastra Indonesia

29 Mei 2022   17:15 Diperbarui: 29 Mei 2022   17:19 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jika kita membahas mengenai sejarah maka tidak bisa lepas dari keberadaan seorang tokoh. Begitpun sejarah sastra Indonesia, pasti pula di dibaliknya terdapat sastrawan-satrawan yang senantiasa memberi warna baru dalam setiap perjalannya. Mereka ada dan bermetamorfosis.

Proses panjang ini terus berlanjut hingga saat ini. Proses panjang apa yang telah ditempuh, tentu perlu kita ketahui. Secara kronologis, sastra Indonesia terbagi menjadi beberapa periode, dan karya sastra yang lahir dalam satu periode memiliki ciri khas yang membedakannya dengan periode lainnya.

Periode reformasi, contohnya memiliki beberapa ciri khas sebagai berikut:

1) isi karya sastra sesuai dengan situasi reformasi;

2) memiliki tema sosio-politik, romantis, naturalistik;

3) produktivitas karya sastra yang lebih luas, seperti puisi, cerpen, novel;

4) Disebut gaya Reformasi karena tahun 1998 merupakan puncak dari generasi 90-an;

5) Banyak penulis baru yang membawa angin baru bagi sastra Indonesia

Nah, setiap periode sastra akan hadirlah para sastrawan-satrawan yang membawa warna baru dan membuat ciri khas yang berbeda setiap waktunya. Sastrawan-sastrawan dari waktu ke waktu periode seperti M. Kasim, Sanusi Pane,Chairil Anwar, Taufik Ismail, Rendra, Wiji Thukul, Afrizal Malna, dll.

Sangat disayangkan memang, dalam perkembangannya sastra di Indonesia lebih didominasi oleh awak laki-laki. Pertanyaannya, mengapa penulis perempuan di awal periode sastra Indonesia sangat sedikit? 

Padahal saat ini, kita telahlebih banyak menemukan beberapa sastrawan perempuan Indonesia yang lagi-lagi akan membawa warna baru dan perkembangan yang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun