Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel "Napas Mayat " Karya Bagus Dwi Hananto

6 Agustus 2015   14:16 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:39 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

" Panci kusiapkan guna merebus bagian jeroan itu. Jeroan kurebus. Semua jeroan dari bagian bawah sampai jantung kujadikan satu, kupotong-potong dan kutambah bumbu dapur dan berbagai sayur mulai dari wortel, kol, buncis, dan kesukaanku kacang polong; menjadi sup mangkuk besar, siap buat disantap. Berporsi-porsi mangkuk aku ciduk dari panci sup. Berkali-kali sampai organ-organ matang itu lenyap ditelan mulut menuju perutku. Anehnya nafsu makan itu terus berlanjut dan dalam beberapa jam tandas sudah sup yang kubuat itu. Sup yang begitu berlimpah. Sup organ manusia. Lalu daging-daging kubersihkan dari kulitnya. Jemari yang menempel kupotong kini buntung sudah tangan dan kaki itu. Kukuliti tanpa menyisakan apa pun termasuk lemak yang menempel. Daging-
daging merah yang segar dalam keadaan masih kurasakan bau kehidupannya dari darah merahnya. Daging itu membuat perutku tidak pernah terasa puas. Satu potongan daging dari pahanya aku goreng dengan tepung. Meracik sesempurna Kolonel Sanders. Makanan cepat saji itu. Kuhidangkan dengan saos tomat dan kumakan sembari nonton tivi, dengan kentang goreng porsi jumbo. Tadi sebelum membunuhnya , aku telah merekam acara kesukaan Mama Besar untuk kutonton setelah berhasil melahapnya. Acara badut-badut palsu yang rela terjatuh demi tawa orang-orang. Stok daging manusia yang sangat melimpah di kulkas itu tidak membuatku panik. Pasti akan habis. "  (cuplikan dari Novel 'Napas Mayat').

 

Itulah cuplikan dari Novel "Napas mayat" karya Bagus Dwi Hananto, yang menjadi pemenang 3 Sayembara Menulis Novel yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta 2014, dan telah diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Sebagai Novel Sastra yang bisa dibaca oleh mereka yang telah dewasa. Novel ini diterbitkan pertama pada bulan Mei 2015 dengan soft cover yang hitam pekat. Novel setebal 196 halaman ini dijual dengan harga Rp 48.000,-

Bagus Dwi Hananto yang kebetulan tinggal satu desa dengan saya, Mlati Lor Kudus, saat ini masih tercatat sebagai salah seorang mahasiswa sebuah Universitas di Kudus. Ketertarikannya dengan dunia Sastra sudah dimulai sejak di bangku sekolah. Buku kumpulan puisinya pernah diterbitkan berjudul ' Fantasme Jendela' . Bagus merupakan penggemar buku karya-karya sastra Asing seperti karya Gabriel Garcia marquez, Dublin karya James Jayce,karya-karya dari Richard Bath dan Jostien Gaarder, juga karya penulis Sastra Indonesia , seperti Danarto dan Pramoedya Ananta Toer.  Kegemarannya membaca ini lah yang mempengaruhi Bagus dalam menulis novel 'Napas Mayat" ini. Selain senang membaca Bagus juga gemar mendengarkan musik klasik yang menemaninya dalam kegiatan kepenulisannya. Menurut Bagus Novel ini ditulis dalam waktu 7 hari, sebuah waktu yang amat singkat untuk katagori penulisan Novel Sastra seperti ini. Dalam sehari Bagus bisa menghabiskan 7 sampai 8 jam untuk menulis novel setebal 196 halaman ini. Betapa hebatnya Bagus yang sedang teropsesi untuk segera menyelesaikan Novel ini.

Kisah-kisah dalam novel 'Napas Mayat' ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang telah berusia diatas 18 tahun, yang sudah memahami kalimat-kalimat dan cerita yang disajikan oleh Bagus ini. Karena bila tidak maka bisa saja orang akan merasa jijik, mual dan muntah karena penyajian mutilasi yang dikemas sedemikian sehingga  bisa menjadi hal yang biasa dan lumrah.

Sinopsis 'Napas Mayat'

Sebenarnya agak susah membuat sinopsis dalam sebuah karya novel sastra, karena kalimat-kalimatnya mengandung filosofi pengarang sendiri-sendiri, tidak bisa dirangkum dipecah -pecah begitu saja. Bab demi bab dirangkai Bagus dengan kesinambungan untuk menceritakan Sang tokoh Aku, yang menganggap dirinya di dunia ini telah menjalani kematian panjang, walaupun secara nyata Aku masih hidup. Kekecewaan, kegagalan serta rasa dendam yang mendalam menjadikannya tidak percaya lagi akan adanya Tuhan. Baginya Tuhan telah mati, yang ada hanyalah kekosongan belaka.

Tokoh Aku pada waktu kecil hidup dalam kemewahan dan pesta pora yang diselalu disediakan oleh orangtuanya yang kaya raya, pesta, wanita, dan kekuasaan mudah diraihnya hanya karena harta yang melimpah, namun setelah ayahnya bangkrut satu demi satu teman yang dulu mengaku sahabat meninggalkannya. Sejak orangtuanya meninggal semua, Aku hidup seorang diri, menutup diri, dalam cemoohan , celaan terhadap fisiknya, yang dianggap ' kuntet' dengan penuaan dini dan rambut yang hanya tinggal beberapa helai saja. 

Aku yang hidup di kota A tinggal disebuah apartemen yang lusuh dan kotor. Disana tinggal juga Pak Malikan dan anjing kampung tua, kurus dan kotor yang bisa menembus dinding dan berkeliaran kemana saja, atau tertidur di karpet dengan kelaparan yang panjang.

Pak Malikan adalah bekas penyanyi di jaman Kolonial yang telah kehilangan suaranya,hidup seorang diri hanya ditemani seekor anjing kampung tua dan kurus saja. Kata-kata yang keluar dari mulut Pak Malikan sudah tidak dipahami oleh orang lain, maka Pak Malikan hanya bisa duduk diam saja dengan tatpan kosong.

Tohoh A bekerja di sebuah perusahaan dengan pekerjaan memilah-milah kertas, mana yang bergambar presiden dan mana yang bergambar harimau, begitu saja pekerjaannya dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Dalam kekewaan dan dendam yang menumpuk serta kesendiriian yang dijalani tokoh A maka si Hitam datang, Hitam sebenarnya adalah bagian dari sisi buruk si A yang semakin mengusai tokoh A, yang selalu membujuk tokoh A untuk melampiaskan dendam, kecewa dan sakit hatinya dengan melakukan tindakan di luar batas kemanusiaan. Karena menurutnya Kemanusian sudah hilang saat ini, seperti anak-anak Gaza yang dibantai Israil dan di dukung Amerika Serikat. Sementara orang-orang lain di seluruh dunia telah terpedaya dengan Ayang tepung bumbu racikan Kolonel Sanders sehingga otak manusia tidak mengangap lagi kekecaman di Gaza sebagai suatu sdisme dan hemogoni. Mereka seolah-olah menyadi mahluk paling suci. Dan manusia yang telah mencicipi resep Kolenel Sandes sudah mati rasa Kemanusiaannya, tenggelam bersama perubahan zaman, sok rasional dan dilupakan oleh manusia itu sendiri.

Di apartemen tersebut juga tinggal Mama Besar, yang bertubuh gajah dan tidur bagai beruang kutub, dan tertawa terbahak bahak setiap nenonton acara komedi di telivisi setiap kamis malam, suka mencela dan menghina tokoh A setiap bertemu muka. Hinaan demi hinaan pada tokoh A telah mengilhami tokoh A untuk membunuh Mama Besar. Omongan Mama Besar bagai pisau yang terus menyiksa telinga dan hati tokoh A. Karena akal pikiran tokoh A sudah dikuasai Hitam maka Si A berkeinginan untuk membunuh dan memakan daging Mama Besar untuk menghilangkan jejak menjadi tinja.

Tokoh A akhirnya berhasil membunuh dan memakan daging Mama Besar menjadi hidangan terlezat dan menyimpan dan mengawetkan kepala Mama Besar di sebuah persembunyian yang tidak di ketahui orang lain.

Setelah Pak Malikan meninggal anjing kurusnya dipelihara oleh tokoh A dan juga ikut menikmati daging Mama Besar. Anjing yang bisa menembus ruang dan waktu.

Di tempat kerjanya tokoh A mempunyai teman bernama Marbun, yang sesekali pernah mengajaknya minim-minum di bar, dan pernah suatu saat Marbun menghina si A  yang berambut hanya beberapa helai, kata-kita hinaan yang hanya kelakar itu merasuk dalam hatinya berubah menjadi dendam sehingga denggan bujuk rayu Hitam dan keinginan untuk menikmati daging manusia kembali menyeruak maka Si A berkeinginan membunuh Marbun, setelah selesai cara minum-minum di Bar.

Seperti halnya Mama Besar, kepala Marbun juga diawetkan di dalam stoples dan berdampingan dengan kepala Mama Besar di suatu persembunyian.

Semua pembunuhan itu dilakukan dengan rapi dan profesianal sehingga tanpa meninggalkan jejak sama sekali, polisi yang melacak pun telah kehilangan jejaknya, tanpa curiga sedikit pun pada tokoh A.

Sarah yang merupakan atasan di tempat kerjanya, adalah seorang perempuan kurus kering dengan rambut yang menghilang dan mengalami kekecewaan hidup yang sama dengan tokoh A, semenjak mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh dengan wanita muda, dan melupakannya. Tokoh A dan Sarah akhirnya akrab untuk saling melampiaskan kebutuhan sex belaka, tanpa cinta  dan ikatan.

Kekecewaan yang mendalam terhadap suaminya menjadikan Sarah setuju saat Si A ini menawarkan untuk membunuh suaminya yang seorang Dosen senior itu. Setelah membunuh mereka menguburkannya di sebuah bukit di sebelah utara kota A, dan Si A sempat memakan jantung dari suami Sarah sebagai pemuas nafsunya.

Tiba-tiba datang Novia, yang merupakan cinta pertama di masa lalunya, yang dulu pergi meninggalkannya karena mendapati Si A sedang berselingkuh dengan wanita lain pada saat itu.

Novia yang kini berprovesi sebagai pengacara datang seolah-oleh mengingatkannya bahwa di dunia ini masih ada yang memperhatikan dan mencintainya dengan tulus, apapun keadaannya. Si A tenyata masih merasakan getar yang sama pada waktu berhadapan dengan Novia, getar hatinya beberapa puluh tahun yang lalu.

Pada suatu saat Si A mengalami kecelakaan dan mengalami masa Limbo, yaitu seolah-olah berada di tempat asing, sendiri, tanpa ada batas ruang dan waktu, di saat mengalami Limbo itulah tokoh A telah menyadari kesalahannya, dan berjanji setelah bisa keluar dari Limbo akan menyerahkan diri pada Polisi, mengakui apa yang telah dilakukannya selama ini.

Benar juga setelah tokoh A berhasil melewati masa Limbo dan tak sadarkan diri di Rumah Sakit, dia berkeinginan menyerahkan diri pada Polesi namun hal itu decegah oleh Hitam yang merupakan bagian sisi buruk yang selama ini menguasainya, namun setelah berperang melawan Hitam dan membunuh Hitam , akhirnya tokoh A menyadari akan semua kesalahannya selama ini, dengan ditemani oleh Sarah dan Novia akhirnya tokoh A menyerahkan diri pada Polisi. AkhirnyaSi A menyadari bahwa selama ini anggapan bahwa sudah tak ada lagi cinta adalah salah karena ternyata selama ini Novia masih mencintai dan memperhatikannya seperti pada waktu dia masih muda , masih kaya dan masih tampan. Cinta tidak hilang, demikian juga Sarah yang selalu memperhatikannya selama dia ada dalam penjara. Dunia tidak bersalah padanya, tapi dialah yang bersalah pada dunia, dengan salah mengartikan makna kehidupan.

Namun karena terlalu kejam apa yang telah dilakukan selama ini , akhirnya Si A harus menjalani hukuman mati. Kematian yang dulu ditakutinya sekarang sudah siap dijemputnya.

Bagaimana tokoh A ini menjalankan aksinya, pikiran-pikiranya, serta detail kisah ini ...silahkan baca dan nikmati sensasi tersendiri yang ada dalam Novel ' Napas Mayat' ini.....karena Bagus telah menceritakan secara rinci pula kadang-kadang kesukaan dan hobby penulis masuk dalam tokoh A.

Yang begitu tidak saya mengerti Bagus sering memasukkan kata -kata asing yang aneh tanpa disertai terjemahannya, dan juga umpatan-umpatan yang biasa diucapkan tokoh Aku, seperti Diancuk, Asu...dan sebagainya, maka Novel ini layaknya dibaca oleh mereka yang sudah dewasa atau 18 + karena di dalamnyaA diungkapkan juga bagaimana tokoh Aku bercinta dengan Sarah dengan gamblangnya. Bahkan proses sadisme membunuh dan memutilasi korban diceritakan dengan enteng dan biasa saja. 

Membuat anda semakin penasaran....maka segeralah miliki dan baca Novel 'Napas Mayat' ini....dan nikmati sensasinya....sebagai salah satu Novel Sastra yang ditulis oleh anak muda Bagus Dwi Hananto.

 

Nb : untuk Bagus Dwi Hananto..maaf telat bikin resensi-nya ini.

 

 

Kudus, 6 Agustus 2015

'salam fiksi'

Dinda Pertiwi

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun