Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mudik, Staycation Anti Ribet di Hotel Santika Premiere Semarang dan Museum Jenang Gusjigang

19 April 2023   23:26 Diperbarui: 19 April 2023   23:34 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hotel Santika Premiere Semarang, foto panitia

Assalamu'alaikum...

Kali ini aku mau mudik sekalian mau ngajak anak-anak wisata sejarah ke Kudus, namun di perjalanan  macet-cet...

capek deh, untung sudah sampai Semarang kami menepi dulu, cari tempat ngadem untuk staycation dulu..


Kita sudah booking dulu lewat My Santika, akhirnya kita sampai di Hotel Santika Premiere Semarang yang terletak di Jalan Pandanaran 116-120 , Pekunden, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang Jawa Tengah 50241.

Karena sudah laper dan kelelahan di jalan, kita langsung pesen makanan di restonya. Untuk minum aku pilih Es Cendol Jawa yang khas Jawa banget. Untuk Makanan  aku pilih Gurami Terbang Telur Asin dan Ayam Bakar Sambal Kemangi yang lezat banget. Anak-anak sih boleh pilih Ricebowl, baiklah..


Selesai makan, kata anak-anak mau berenang dulu biar bisa tidur nyenyak, kalau aku jelas ngegym dulu lah. Kita tidur nyenyak di kamar yang nyaman.

Pagi harinya kita meneruskan perjalanan ke Kudus, yang letaknya kira-kira 55 KM dari Semarang.

Selain untuk mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga kami ingin mengajak anak-anak untuk wisata sejarah. Kali ini aku pilih ke Museum Jenang Gusjigang, yang terletak di Jalan Sunan Muria 33 Kudus.Tempatnya luas dan nyaman. Lantai satu merupakan toko Jenang Mubarok, yang menjual aneka oleh-oleh khas Kudus selain menjual aneka variasi Jenang Mubarok.

replika orang sedang mengolah jenang, dokpri
replika orang sedang mengolah jenang, dokpri

Masuk ke lantai 2 tempat Museum kita bayar tiket masuk Rp 10.000,- saja, kita dipandu oleh petugas agar bisa mengetahui koleksi apa saja di museum ini, dan cerita sejarahnya.

Pertama masuk kita bisa melihat tulisan yang berisi cerita asal-usul jenang Kudus.  Pada jaman dahulu di Desa Kaliputu cucu Mbah Soponyono  mati suri karena tenggelam di Sungai Gelis bisa hidup kembali, setelah murid Sunan Kudus yang kebetulan lewat menyuruh untuk membuatkan jenang dari gamping ( Kapur) akhirnya cucu Mbak Soponyono bisa hidup kembali. Dan Mbah Sunan Muria mengatakan kalau besok penduduk desa Kaliputu bisa makmur berkat jenang gamping yang sekarang diganti dengan jenang dari tepung ketan. Sekarang Jenang bukan hanya membawa kemakmuran masyarakat desa kaliputu saja, namun lebih luas lagi se antero Kudus.

Generasi Jenang Mubarok pertama kali adalah H. Mabruri -Hj Alawiyah ( 1910-1940)  , Generasi Kedua : H.A. SHOHIB - HJ. Istifaiyah (1940-1992) dan Generasi Ketiga oleh H. Muhammad Hilmy, SE - Hj. Nujumullaily, SE. ( 1992-sekarang).

Kita juga bisa melihat  replika Pasar Bubrah yang dulu dipasarkan pertama kali Jenang Kudus. Ada replika Kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, kita juga bisa masuk dan melihat Rumah Adat Kudus yang berupa Gebyog Kayu ukir khas Kudus.

Masuk ke Ruang Gusjigang , Gusjigang merupakan filosofi masyatarakat Kudus , yaitu selain bagus rupa dan budi pekerti bisa mengaji dan berdagang. Di ruang ini kita bisa melihat puisi-puisi Gusjigang dari berbagai penyair di Indonesia dan Kudus.

Kita menuju Ruang Ukhuwah yang menampilkan gambar tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah yang bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika bersama para pemimpin agama lain di Indonesia.

Di ruang  sebelahnya ada patung Nitisemito yang merupakan Raja Kretek dari Kudus,  dulu Nitisemito dengan Rokok Bal Tiga pernah menguasai penjualan Kretek di seluruh Nusantara pada jaman 1880 an, Nitisemito sudah melakukan berbagai alat  propaganda untuk penjualan rokoknya, antara lain menggunakan pesawat Fokker untuk menyebar kertas planflet. Ada juga Omah Kapal dan replika stasiun Kereta Api di Kudus yang sekarang sudah tinggal kenangan.

Demikian Staycation  di Hotel Santika Premier Semarang dan wisata sejarah Museum Jenang Gusjigang.

Terima kasih..

Salam hangat,

Sri Subekti Astadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun