Sebenarnya aku agak malu loh, ikutan program nulis Samber THR ini, gimana nggak malu coba! Bertahun-tahun sejak ada Samber pertama, tahun 2018  perasaan tulisan saya masih gitu-gitu saja. Hasil menulis sebulan bukannya terus menjadi semakin berkualitas  tapi masih begitu-begitu saja, terkadang malah berkurang kualitasnya dengan tulisan-tulisan saya sebelumnya.
Boro-boro ngincer hadiah, lah baca tulisan teman-teman yang bagus-bagus tuh jadi minder. Namun apalah daya, aku hanya punya waktu dua jam untuk mikir yang mau ditulis sampai tayang.  Walaupun untuk topik hari sebelumnya sudah aku intip, namun pekerjaan dan rasa ngantuk yang bertubi-tubi tak sempatkan aku buat mikir dalam ( sedalam sumur ) hal-hal apa yang akan aku tuliskan, layaknya tulisan - tulisan berkualitas lain  yang butuh persiapan dan riset lebih dahulu. Jadi maafkan bila semua tulisan Samber  saya serba dadakan semua.
Jadi sebenarnya apa sih yang hendak daku capai untuk ikutan menulis SamberTHR ini?.
Pertama, karena rasa terima kasihku pada Kompasiana, sebuah platfrom blog  yang telah mengenalkanku dengan berbagai keanekaragaman tulisan, dan penulisnya. Sebagai bentuk rasa bersalah ( kok salah sih!)  pada akunku di  Kompasiana karena dalam 11 bulan lainnya di luar samber aku jarang banget nulis, sehingga jumlah tulisanku dari awal daftar bulan November 2013  sampai sekarang baru 499 tulisan.  Coba lihat teman-teman yang lain yang tulisannya sudah mencapai ribuan. Malu kan...
Ketiga, menambah kesibukan saat bulan Ramadan walau otomatis bulan Ramadan itu waktu yang sangat sibuk. Karena jadwal kerjaan ( ibadah ) semakin padat masih ditambah harus tidur siang, karena setiap hari harus tidur lebih dari tengah malam untuk nulis Samber yang baru bisa keluar idenya setelah menjelang DL . Karena Ramadan memang bulan ibadah jadi memang tak seharusnya mengurangi waktu ibadah buat kegiatan lain.
 Suka-Duka selama Menulis Samber THR 2021Â
 Aku kasih tahu sukanya dulu ya...
Ya tentu suka lah, kalau gak suka ya gak bakal repot-repot menulis tiap hari sambil begadang mendekati waktu DL tiba.  Jadi sukanya itu bisa berkesempatan menulis dengan berbagai topik yang berbeda-beda. Dan yang paling  suka itu nulis Ramadan waktu kecil. Karena dengan menulis kisah Ramadanku saat kecil aku jadi teringat kembali dengan bapak ibuku yang sudah lama menghadap Sang Pencipta.
Aku suka misteri topik dengan hadiah yang nominalnya  tak terlalu besar namun yang menerima lebih banyak, jadi boleh lah sedikit-sedikit aku bermimpi  kecipratan dengan hadiah di misteri topik ini.