Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mengajarkan Anak Beribadah adalah Menjaga Amanah

2 Mei 2021   23:06 Diperbarui: 2 Mei 2021   23:22 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang anak lahir ke dunia adalah sebuah amanah dari Tuhan yang dititipkan kepada kita, untuk kemudian kita wajib mendidik, mencukupi kebutuhan jasmani dan rohaninya, memberi rasa nyaman dan mengajarkan anak untuk selalu taat kepada Tuhannya, berbakti kepada kedua orang-tuanya, bangsa dan berakhlakul karimah.

Jadi sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita, baik pendidikan duniawi dan terutama pendidikan agama. Karena pendidikan agama anak sejak dini akan menghasilkan manusia yang berkualitas bila telah dewasa kelak, setelah lepas dari orang tuanya untuk hidup mandiri.

Bukan hanya membekali pendidikan untuk keperluan duniawi , namun pendidikan yang bisa menuntun seorang anak untuk mempunyai kepribadian ketaatan kepada Tuhannya. Secara otomatis setelah dewasa dia akan tahu dan membedakan apakah perbuatan yang dilakukan salah atau tidak, apakah perilakunya  Akhlakul Karimah atau bertentangan dengan hukum agama atau tidak. Sehingga kelak setelah menjalani kehidupan di dunia , seorang anak tidak mudah terjerumus kepada perilaku dosa karena sudah mempunyai benteng ilmu agama.

Keutamaan pendidikan anak semua tercakup dalam Al-Qur'an dan Sunnah sebagai rujukan dalam menerapkan pendidikan. Agar diperoleh keimanan yang kuat dan aturan yang tegas dalam kehidupan. Cara mendidik anak juga harus disesuaikan dengan tingkatan umur dan kematangan berpikir anak tersebut.

Pendidikan kepada anak harus diberikan penuh kasih sayang dan nasehat, agar mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak.  Kedekatan psikis antara anak dan orang tua akan membuat anak lebih terbuka dan percaya diri. Pendidikan dengan kasih sayang kepada anak akan menjadikan seorang yang lembut dan santun baik dalam bersikap maupun berbicara.

Seperti dicontohkan dalam Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim :

" Dari Umar bin Abu Salamah r.a. berkata : " Ketika masih kecil. aku pernah berada di bawah pengawasan Rasulullah SAW, dan tanganku bergerak mengulur ke arah makanan yang ada di dalam piring. Maka Rasulullah SAW berkata kepadaku. ' Wahai anak, sebutkanlah nama Allah makanlah dengan tanganmu".

Pada fase awal sekolah dasar anak belajar untuk menemukan identitas diri, sehingga orang-orang yang berada di sekelilingnya ikut membangun karakter yang ada dalam dirinya. Untuk itu orang tua harusnya memberi contoh, baik dalam tutur kata maupun perilaku, karena hal ini akan berpengaruh seorang anak dalam menemukan identitas dirinya.

Dalam proses identifikasi ini lah, seorang anak perlu mendapat bimbingan tentang perbuatan dan perkataan apa yang boleh dikatakan dan dilakukan , agar anak tidak melakukan perbuatan yang menyimpang, maka anak perlu untuk segera menegur  bila meelakukan perbuatan menyimpang jika tidak diindahkan  dan diulangi lagi. Sehingga perlakukan sikap apatis kepada anak. Apatis adalah sikap asuh tidak acuh, tidak peduli dan masa bodoh.

Sikap apatis kepada anak tidak boleh dilakukan terus-menerus, sampai batas tidak mengulangi lagi perbuatannya saja kita lakukan. Karena bila dilakukan terus menerus  akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selanjutnya pendidikan dalam bentuk pemukulan tanpa melukai dan dilakukan pada area tubuh yang aman, agar menimbulkan sikap jera kepada anak saja . Seperti tertuang dalam hadist berikut ini :

Abu Dawut dan Hakim meriwayatkan dari Amr bin Syua'aib dan bapaknya dari kakeknya, bahwa Rasulullah  pernah bersabda : " Perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan salat apabila mereka telah berusia tujuh tahun, dan apabila mereka telah berusia  10 tahun, maka pukullah mereka  (apabila tidak mau melaksanakan salat) dan pisahkan tempat tidur mereka".

Semakin menginjak remaja seorang anak akan mengalami banyak problematika kehidupan  oleh sebab itu harus diberikan saksi yang tegas apabila melakukan perbuatan yang menyimpang dari masalah kewajibannya kepada Allah. Agar tidak mengulangi lagi dan meremehkan perintah Allah.

Mengajarkan Anak Ibadah di Bulan Ramadan    

Sesuai dengan yang telah dipaparkan di atas, dalam mengajarkan anak untuk beribadah bulan Ramadan berikan pelajaran agar beribadah sesuai kemampuan usianya. Tidak boleh langsung memaksakan anak untuk berpuasa penuh pada usia yang belum waktunya, karena jangan-jangan akan berpengaruh terhadap perkembangan badannya. Namun kita bisa mengajarkannya secara bertahap.

Misalnya, pada anak usia 5 tahun kita anak memberikan susu dan makannya dengan lebih berjarak sejam-dua jam. Kalau biasanya begitu terasa haus anak akan meminta minum mulai diberi pengertian untuk menunda sebentar. Sambil menunda kita bisa ajak anak untuk bermain atau membaca buku-buku cerita keagamaan, tentang keteladanan Rasulullah dan para sahabatnya.

Pada usia 6-7 tahun anak-anak boleh ikut sahur, namun nanti jam 12 siang atau saat Dhuhur anak boleh makan minum,  sampai Asar boleh minum lagi dan ikut berbuka puasa saat Azan Magrib terdengar.

Usia 8-10 tahun kita bisa mengajarkan anak untuk mengatur jarak makan lebih lama lagi, jadi setelah ikut sahur baru boleh makan dan minum nanti setelah Azan Dhuhur dan setelah itu menahan makan dan minum kembali sampai Azan  Magrib berkumandang.

Dalam keadaan sehat dan tanpa gangguan apapun anak mulai usia 11 tahun sudah bisa ikut menjalani puasa sehari penuh, dari terbit fajar hingga Azan Magrib terdengar.

Selain menjalankan ibadah puasa ajari anak dengan memberikan contoh real, untuk memperbanyak ibadah lainnya. Seperti memperbanyak tadarus membaca Al-Qur'an dan ikut Salat Tarawih di Masjid. Jangan kita menyuruh anak untuk rajin membaca Al-Qur'an namun kita hanya rajin membuka HP , sebaiknya kita lakukan ibadah bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga agar anak menjadi lebih bersemangat.

Berikan Reward                

Bila anak kita telah berusaha melakukan apa yang kita ajarkan seperti berusaha untuk berpuasa dengan baik, belajar tadarus dengan konsisten dan tartil, rajin untuk mengikuti  Salat Tarawih di masjid alangkah baiknya bila kita ikut menghargai usahanya tersebut. Dengan memberikan dukungan, semangat dan reward. Reward tidak harus barang yang mahal tapi barang yang memang dibutuhkan anak-anak saat itu, dan sesuai juga dengan isi kantong kita. Yang penting anak merasa dihargai dan diberikan dukungan, agar semangat ibadahnya tidak kendur. Atau ditanya kalau buka puasa nanti maunya makan apa, dan kita juga berusaha untuk memenuhi keinginan anak. 

Selama puasa jangan lupa kita memperhatikan menu makan anak pada saat sahur dan buka puasa,  agar tumbuh kembang anak tidak terganggu selama bulan puasa. Pastikan gizi dan makanan yang cukup walaupun berpuasa

Demikian hal-hal yang perlu kita ajarkan pada anak agar mau ikut beribadah bulan Ramadan dengan baik, katakan kalau puasa Ramadan ini hukumnya wajib bagi umat Islam, bila telah memenuhi syarat. Sehingga anak akan melakukannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab penuh. Jika kelak kita dimintai pertanggung-jawaban soal amanah anak yang dititipkan pada kita, sudah kita lakukan dan kita usahan dengan sungguh-sungguh dalam mendidik anak. Soal hasil adalah Hak Allah Ta'ala yang menentukan hidayahnya.

Semoga bermanfaat,

Salam hangat,

Sri Subekti Astadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun