Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup di Negeri Orang Memang Enak?

17 Oktober 2020   16:54 Diperbarui: 20 Oktober 2020   17:27 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mencari tujuan tinggal di luar negeri. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Betapa perlu perjuangan bila sudah merasakan sendiri hidup di negara asing dengan perbedaan budaya, bahasa, rasa persatuan, kesatuan, kekeluargaan dan kegotong royongan.

Padahal kondisi alam, flora dan fauna di Indonesia yang selalu digambarkan seperti jamrut katulistiwa itu menarik orang asing untuk menikmati. Kekayaan dari berbagai sumber di Indonesia sejatinya dapat mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan warganya. 

Sumber dari hasil bumi, laut, devisa sektor pariwisata, sungguh menjadi karuniaNya yang patut disyukuri dan dinikmati. Disinilah SDM yang bekualitas sangat dibutuhkan untuk mengelola kekayaan alam Indonesia.

Mereka anak-anak milenial ke luar negeri untuk traveling, refreshing, menunaikan ibadah, study banding, tugas belajar dalam waktu terbatas, tidak masalah. 

Menjadi masalah, ketika sudah selesai urusannya atau tugas belajar tidak segera pulang ke Indonesia, karena kerja dan pingin menetap di luar negeri.

Apakah salah? Tidak ada yang salah, cuma ketika mendapat beasiswa tugas belajar di luar negeri harapannya ilmu yang diperoleh memberi manfaat setelah kembali ke Indonesia. 

Jadi sebenarnya ada tanggung jawab secara moralitas untuk mendarmabaktikan ilmunya. Namun sering terjadi, ketika sudah mendapatkan ilmu dan pulang di Tanah Air ternyata tidak bisa langsung diaplikasikan karena sistem senior - yunior, dan politik birokrasi.

Kembali ke soal berada di luar negeri sering tidak sesuai dengan ekspektasi yang dibayangkan. Setiap orang pasti mempunyai pengalaman, kenangan, selama di luar negeri. 

Perbedaan bahasa, kultur, cuaca, musim, waktu, kebiasaan, jenis makanan, hubungan pertemanan, bertetangga, jauh berbeda dengan di Indonesia. 

Kondisi yang serba berbeda ini perlu waktu untuk menyesuaikan diri agar segera dapat melakukan aktivitas yang seirama dengan suasana baru. Di Indonesia pun tiap daerah mempunyai bahasa, adat istiadat, budaya, kebiasaan berbeda. Andaikan pindah daerah tetap harus menyesuaikan di tempat yang baru.

Pastinya menyesuaikan hidup di luar negeri perlu mengorbankan rasa, emosi, sabar, ikhlas, tidak banyak menuntut. Kondisi ini sangat terasa saat menjalankan ibadah haji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun