Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa di Era Digital Menjadi "Halu"?

24 Januari 2020   20:18 Diperbarui: 4 Maret 2020   14:06 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUmber: www.detiknews.com/tim

Di era digital yang sudah menyatukan dunia dalam genggam tangan, ternyata ada orang mempunyai halu sangat tinggi untuk mewujudkan mimpinya. Akibatnya hidupnya secara jasmani ada di alam nyata, tetapi rohani di alam impian yang tidak sesuai dengan realita. Ibaratnya kakinya tidak menginjak tanah (bukan hantu), karena dalam menjalani kehidupannya di awang-awang. Mimpinya mempunyai kehidupan yang enak, nyaman, bahagia, sejahtera, mempunyai pangkat, jabatan, gaji tinggi, tetapi realitanya tidak demikian.

Ketika para halu berkomunikasi verbal dengan orang lain sangat menyakinkan, penuh percaya diri, maka mulailah menyebarkan virus "halu"nya ke orang-orang di sekitarnya.

Semakin parah, karena orang-orang disekitarnya juga terhinggap virus halu, sehingga mudah dipengaruhi dengan sadar. Pertanyaan dan nasehat istri, suami, anak, saudara dianggap angin lalu, dianggap menganggu visi dan misinya. Para "halu" ini bersedia mengeluarkan uang untuk membeli seragam kebesaran yang nampak gagah seperti dalam permainan "ketoprak" di panggung pertunjukan.

Lebih kasihan karena uang untuk membeli seragam itu hasil pinjaman tetangga. Besarnya uang yang disetorkan berdasarkan pangkat jabatan yang disandang.

Begitu mudahnya mendapatkan pangkat/jabatan dari bintang dua ke bintang tiga tanpa proses, perjuangan, uji kompetensi apalagi fit and proper test. Harapannya, pangkat/ jabatan tinggi "nanti"nya akan mendapat imbalan gaji dengan mata uang dolar. Sangat menggiurkan bukan ?.  

Terlepas dari persepsi para ahli, munculnya fenomena kerajaan yang secara historis diragukan, ini sebagai "peringatan" bagi siapa pun untuk tetap waspada terhadap gangguan keamanan dan ketertiban umum.

Jangan sampai menjadi korban orang-orang "halu", yang ada di sekitar kita. Masyarakat perlu peka dengan kegiatan sekelompok orang yang sekiranya mencurigakan.

Bila ada indikasi kegiatan menyimpang norma hukum, agama, susila, sopan santun patut mendapat perhatian serius, tidak main hakim sendiri, tetapi segera melaporkan kepada pihak yang berwenang dan berwajib.   

Yogyakarta, 24 Januari 2020 Pukul 19.32            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun