Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Panen Padi Meningkat, Dapatkah Mengentaskan Kemiskinan Petani?

29 November 2023   15:14 Diperbarui: 7 Desember 2023   19:05 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen padi meningkat, dapatkah mengentaskan kemiskinan petani? (Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD)

Tiga orang pekerja menimbang dan mengangkat ke atas truk yang diparkir di pinggir jalan raya. 

Selama nimbang di pinggir sawah, kami membicarakan hasil produksi petani lain. Obrolan itu bukan untuk membandingkan, tetapi jadi bahan evaluasi. Biasanya jika petani A produksi padinya banyak, bagus, petani lain akan membeli untuk benih atau membeli benih di toko pertanian dengan varietas yang sama.

Hasil produksi padi yang belum ditimbang, kami menyebut jumlah sak, bukan kuintal. Setelah ditimbang baru diketahui berapa hasil produksi padi setiap petaknya. 

Setiap petani akan mendapatkan hasil panen yang berbeda meski luas lahan sama. Varietas padi, usia benih padi, perawatan akan memengaruhi produktivitas tanaman padi.

Dari jumlah karung yang terisi bulir padi, kita sebenarnya sudah bisa menghitung berapa pendapatan petani di musim kemarau. Saya ambil contoh 2 petak lahan sebelah barat, luasnya 2.650 meter persegi yang menghasilkan 40 sak ukuran 50 kilogram. Dari setiap sak beratnya bervariasi, tetapi rata-rata 50-55 kilogram.

Dari hasil timbangan, lahan 2 petak mendapatkan 2.130 kilogram gabah basah. Harga gabah basah Rp7.250 per kilogramnya.
= 2.130 x Rp7.250
= Rp15.442.500
Jadi hasil panen padi dari 2 petak lahan sawah sebesar Rp15.442.500.

Besar sekali? Ini belum dipotong biaya produksi. Jika biaya tanam hingga panen pinjam dari tengkulak, petani tidak akan membawa uang sebesar itu. Pun harga gabah tidak sama, umumnya dikurangi menjadi Rp7.000 hingga Rp7.100.

Contoh hasil timbangan gabah basah untuk lahan 2 petak. (Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD)
Contoh hasil timbangan gabah basah untuk lahan 2 petak. (Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD)

Perhitungan ini hanya gambaran saja berapa hasil panen padi saat musim kemarau. Ternyata mengalami peningkatan dibandingkan musim hujan. Ini karena tanaman mendapat sinar matahari cukup dan pengairan ditentukan oleh petani. Jika musim hujan, terkadang lahan kebanyakan air sehingga bisa merendam tanaman, akibatnya tanaman padi busuk.

Timbang gabah di sawah krocoan. (Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD)
Timbang gabah di sawah krocoan. (Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD)

Kesimpulan 

Dari hasil panen musim kemarau rata-rata petani mendapat Rp15.000.000 dari dua petak sawah. Jika petani memiliki satu petak berarti hasil jual gabahnya sekitar Rp7.500.000 belum dipotong biaya produksi. 

Jika tidak menghitung biaya tanam, saya akan memperkirakan sekitar 1/3 dari hasil. Misalnya 1/3 dari Rp15.442.500 dan ini nantinya untuk biaya tanam selanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun