Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Langkah Mengatasi Self Talk Negatif pada Anak

23 Mei 2022   16:37 Diperbarui: 27 Mei 2022   18:41 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang tua yang marah melihat anak yang self talk negatif. Foto by Shuterstock/kompas.com

Kita bahkan anak sendiri tidak tahu, apa sebenarnya yang mereka hadapi. Penting bagi kita untuk berusaha memahami masalah dan membantu mengatasi kesulitannya.

Pernyataan anak seperti contoh di atas sering disebut sebagai self talk negatif. 

Apa dan Mengapa Anak-anak Terlibat dalam Self Talk Negatif

Self talk negatif adalah anak membuat pernyataan yang mencela diri sendiri tujuannya untuk mengekspresikan kemarahan. Pikiran negatif ini akan melemahkan dan mengikis harga dirinya, mereka cenderung tidak percaya diri.

Anak marah, mencela dirinya sendiri karena banyak anak tidak menyukai batasan dan sering marah tentang batasan tersebut.

Jika membuat pernyataan buruk, seperti "Mamah benci aku." itu agar kita menyerah dan menuruti keinginannya. Akhirnya batasan yang telah kita buat berantakan.

Contohnya, ketika anak saya setiap hari ingin membeli mainan mahal. Saya pun membuat peraturan jika membeli mainan hanya satu bulan sekali. Ketika belum satu bulan anak sudah menginginkannya dan saya pun menolak, anak marah,

"Mamah benci aku, beli mainan saja tidak boleh."

"Aku tidak mau jadi anak mamah."

Pernyataan tersebut untuk membuat kita menyerah. Jika kita sudah mengalah, akan dijadikan andalan atau senjata oleh anak di lain waktu.

Bahkan ada kasus anak lain yang lebih parah, dia membuat pernyataan lebih ektrim guna mendapat perhatian orang lain terutama orang tuanya,

"Aku berharap sudah mati." atau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun