Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seperti Apakah Tradisi Gegawan yang Sempat Hilang Saat Pandemi?

19 Januari 2022   16:23 Diperbarui: 22 Januari 2022   15:30 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika saya akan menghadiri undangan | Foto Sri Rohmatiah

Tas kosong akan diisi dengan satu bungkus nasi, mie goreng, dan sayur tempe yang telah diwadahi plastik. Namanya balen, artinya mengembalikan.

Sanggan tempat menerima gegawan | Foto Sri Rohmatiah
Sanggan tempat menerima gegawan | Foto Sri Rohmatiah

Selain gegawan, tamu undangan pun masukkan amplop ke dalam kotak yang telah disediakan panitia. Satu keluarga, istri dan suami, biasanya terpisah. 

Ibu-ibu biasanya ngamplop antara 10 ribu hingga 25 ribu rupiah, sedangkan bapak-bapak ngamplop anara 25 ribu hingga 50 ribu rupiah.

Nominal akan berbeda jika pengundang adalah kerabat, teman dekat, tentunya akan lebih besar. Intinya tergantung dari kemampuan, keikhlasan tamu undangan.

Hasil gegawan disalurkan ke mana?

Kita bisa bayangkan, jika penduduk desa sekitar 500 orang dan membawa gawan beras dua kilogram. 

Jumlah beras yang didapat pengundang sekitar 1000 kilogram atau satu ton. Belum barang lainnya, seperti mie, gula pasir, minyak goreng.

Tak perlu khawatir, barang hasil gawan ada yang tampung oleh toko di mana kita belanja kebutuhan hajatan. 

Tidak semua toko bisa memenuhi kebutuhan hajatan, biasanya tiap desa ada toko yang memberi modal hajatan terlebih dahulu.

Contohnya saya akan hajatan. Semua kebutuhan untuk masak dicukupi toko si Fulan dengan total belanja 20 juta rupiah. 

Hasil gawan dijual semua ke toko si Fulan dengan harga di bawah pasar, misalnya hasil gawan ada sekitar 15 juta rupiah. Nah, saya harus bayar ke toko si Fulan sebesar 5 juta rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun