Layanan ekspedisi JNE di era digital sangat membantu pelaku bisnis di Indonesia. Terlebih akhir-akhir ini usaha mikro kecil menengah (UMKM) telah naik kelas menjadi go digital.
Seperti kita ketahui pada masa pandemi, UMKM menjadi salah satu yang terdampak. Perekonomian terhambat, tetapi, dari sisi positifnya, pelaku bisnis memanfaatkan media sosial untuk tempat promosi.
Berdasarkan data Kemenkopukm, saat ini ada 13,5 juta pelaku UMKM yang sudah digitalisasi. Sebenarnya angka ini masih jauh dari yang ditargetkan pemerintah. Hingga tahun 2024 harus mencapai 30 juta pelaku UMKM go digital.
Untuk mencapai target masih ada waktu sekitar 3 tahun lagi. Bukan waktu yang lama, dan mudah. Ini sangat berat untuk pelaku UMKM dan pemerintah.
Selain pemerintah, ada peran konsumen dan bisnis ekspedisi, yakni JNE agar UMKM bisa go digital bahkan go internasional.
Lalu bagaimana hubungan UMKM go digital dengan JNE?
Strategi pemasaran UMKM pada masa dulu adalah dengan cara offline atau konvensional. Pelaku tidak bisa menembus pasar dengan cepat dan luas.
Dengan bantuan digital, seperti website, blog, media sosial, pemasaran akan menjadi lebih luas. Produk UMKM dilirik oleh konsumen dari berbagai kota, bahkan luar negeri.
Ketika produk UMKM sudah masuk ke seluruh kota di Indonesia, tentu memerlukan jasa ekspedisi yang bisa menjangkau daerah seluruh Nusantara. Salah satunya adalah JNE.
Sebelum kita kerja sama dengan JNE, kenali dulu jasa apa yang disediakan perusahaan.
Mengutip laman resmi perusahaan jne.co.id. JNE melayani kiriman paket dan dokumen dengan layanan regular (REG), ekonomis (OKE), JNE loyalty card (JLC), jemput asi seketika (JESIKA), dan JNE pick up point (JNE PIPO), pesanan oleh-oleh Nusantara (Pesona) dan yakin esok sampai (YES).
Selama ini kita hanya mengenal OKE dan REG, sekarang jika kita akan mengirim makanan sebaiknya memakai layanan YES, di mana barang akan sampai keesokan harinya. Namun, jangan mengantar barang ke kantor JNE pada malam hari, usahakan pagi atau sebelum pukul 12.00 WIB.