Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Jangan Baper Jika Mendapat Kritik, Nulis Saja Yuu ... !"

15 Februari 2021   13:23 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto dari hasil tangkap layar pixabay.com

Hai, hai diary, kemarin aku tidak menulis bukan pundung atau tidak mau nulis lagi. Aku kasih satu alasan saja ya, kemarin ada teman yang minta naskahnya diproofreading. Bukan karena aku mahir atau paham aturan KBBI dan PUEBI. Ini hanya sekadar diskusi saja, berbagi sedikit apa yang aku ketahui. Lagi pula kalau melihat kesalahan dan mengkritik orang lain akan lebih mudah dari pada melihat kesalahan diri sendiri. Hehe ....

Urusan kritik, kripik, itu yang sering menjadikan penulis amatiran sepertiku pundung alias tidak mau nulis lagi. Namun, berbeda dengan aku yang sudah kebal dengan kritik. Aku sepakat apa kata Didi Kempot, disenyumin saja, eh eh apa benar Didi Kempot bilang gitu? Hehe ...

Senyum jika mendapat kritik? Fitnah itu, aslinya aku baper juga, nangis juga, tetapi, tidak pamer kalau nangis. Kalau ngamuk, dipamerin, makanya sering dibilang aku ngamukan. Mudah ngamuk, malah orang makin senang memancing, "Senang saja lihat kamu ngamuk!" ada lagi yang bilang, "Ngamuk kamu lucu!" mana ada ngamuk lucu. Haha .... Intermezzo saja.

Kritikan jenis apapun jangan sampai membuat kita berhenti untuk berkembang. Penulis anti baper adalah mereka yang siap untuk maju, sukses karena dengan kritik, komentar negatif akan dijadikan bahan pembelajaran. Setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang. Namun ada pula yang memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak bisa berkembang, ini yang membuat penulis pemula mundur dari aktivitas menulis. Padahal untuk berkembang, kita hanya membutuhkan belajar dan disiplin

Melissa Donovan mengatakan, "I learned that only way to cross the finish line was to remain focused and disciplined." 

"Menjadi penulis yang produktif itu, harus anti baper. Jika menuruti rasa baper, akan mudah kecewa dan putus asa. akhirnya tidak menulis sama sekali," ujar Pak Cahyadi Takariawan.

Ketika aku memutuskan untuk menulis, adikku juga bertanya, "Siapkah untuk tidak baper?" 

Aku katakan "Siap" padahal ketar ketir juga. Namun, dorongan dari dalam diri lebih kuat dari pada fokus memikirkan takut dengan komentar negatif. 

Untuk berlatih produktif aku ikut event maraton menulis empat belas hari. Waahh tantangan berat, aku harus berjuang keras, bukan berjuang untuk menang dan mengalahkan penulis yang jumlahnya ribuan. Namun, berjuang melawan kemalasan diri, berjuang untuk konsisten menulis, berjuang untuk produktif.

Berhasilkah? Tentu, sejak rutin menulis selama empat belas hari, rasanya ada sesuatu yang hilang jika belum menulis. Menulis terus, menulis terus, latihan, latihan, lagi-lagi latihan, kata Coach Riyan Apriyato, 5L yakni latihan, latihan, lagi-lagi latihan. Ah itu rumus public speaking, sama saja, menulis juga membutuhkan latihan.

Yuuu jangan baper, fokus menulis, jangan sibuk dengan komentar negatif. Biarkan para komentator mengasah keahliannya. Kita bisa karena peran para komentator yang sibuk memperhatikan tulisan kita dan memberi penilaian. Edisi membesarkan diri sendiri karena tidak mendapat ucapan keren dari seseorang. He ... he ... 

Diary, besok aku curhat lagi ya!

Semangat menulis,

15 Februari 2021,   Sri Rohmatiah

Bahan bacaan : Ruang menulis Pak Cah.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun