Beberapa menit sebelum penerbangan, seorang petugas datang menghampiri mengingatkan untuk segera ke dalam boarding room Soekarno Hatta. Menunggu sejenak, akhirnya panggilan terdengar untuk memasuki pesawat. Sebelum penumpang ekonomi naik, penumpang bisnis mendapat prioritas masuk pesawat terlebih dahulu.
Boeing 777-200/200ER yang digunakan oleh KLM. Ruang kabin yang cukup luas, dengan konfigurasi tempat duduk 2-3-2 . Pada lengan kursi berjenis reclining seat terdapat beberapa buah tombol yang dapat digunakan untuk menyesuaikan kenyamanan posisi duduk, juga dapat dipakai menjadi tempat tidur jika waktu tidur telah tiba, sekat privasi, layar hiburan pribadi. Benar-benar merasakan World Business Class comfort.
Tidak berapa lama seorang pramugari datang dengan membawa pilihan welcome drink , "Do You like juice?" ada beberapa pilihan, saya lebih suka apple juice, "If you need any assistance, just call me." Ketika hendak beranjak, pramugari tidak lupa menawarkan bantuan, jika diperlukan.
Setelah beberapa menit take off dan pesawat posisi stabil, dua orang pramugari membawa troli menyajikan makan malam khas Indonesia. Ditata menarik dalam piring cantik. Mulai  buah segar, roti dengan keju, hingga makanan utama.
Penerbangan KLM menuju Amsterdam berhenti sejenak di Kuala Lumpur International Airport selama kurang lebih 30 menit. Selama masa transit, sebagian penumpang keluar karena awak pesawat akan dibersihkan. Waktu itu saya lebih memilih di dalam kabin karena ada kekhawatiran tidak bisa kembali ke pesawat.
Setelah seluruh penumpang duduk sempurna, pesawat melanjutkan perjalanan ke Amsterdam. Jika perjalanan Jakarta hingga Kuala Lumpur hanya menghabiskan waktu 1 jam 25 menit. Untuk penerbangan Kuala Lumpur ke Amsterdam perjalanan yang cukup panjang berdurasi 16 jam 15 menit.
Setelah take off  sekitar 30 menit kembali penumpang disuguhkan welcome drink. Snack ditemani minuman pembuka hot tea, kemudian lanjut dengan makan malam, dan penutup. Ada beberapa pilihan di dalam buku menu dalam bahasa Inggris. Kita sebagai orang muslim khawatir  dengan menu yang disodorkan. Jalan aman saya memilih menu bertuliskan ikan.
Makan malam selesai, setelah semua peralatan makan dibersihkan oleh pramugari. Hanya lampu kecil yang menyala, semua terlelap dalam mimpi. Dua jam sebelum landing, pramugari membagikan handuk hangat untuk membersihkan muka dan tangan. Teh panas, roti, buah segar dan makan utama dihidangkan. Lagi-lagi makanan eropa yang saya sendiri tidak tahu namanya apa.
Perjalanan menuju Barcelona belum selesai, tiba di Amsterdam kami masih harus melanjutkan penerbangan melalui pesawat yang lebih kecil karena membutuhkan waktu cukup singkat, kurang lebih 2 jam 10 menit.
Sebelum berganti pesawat KL 1671 Boeing 737 900, harus melalui pemeriksaan imigrasi yang lebih ketat karena Amsterdam adalah Negara Schengen pertama yang dikunjungi. Mendapat layanan Sky Priority, petugas imigrasi menuntun ke tempat pemeriksaan hingga selesai dan diantar menuju Priority Lounge. Ruang tunggu KLM bagi penumpang kelas bisnis. Selama 3 jam berada di ruang Priority Laounge, selain menikmati aneka ragam makanan khas Eropa, banyak hal yang bisa dilakukan, berganti pakaian, bersantai hingga melaksanakan salat subuh sambil duduk di sofa.