Mohon tunggu...
Sri Riska
Sri Riska Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbandingan Ekonomi Islam dan Konvesional

5 Maret 2019   19:52 Diperbarui: 5 Maret 2019   20:02 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita telah menempuh perjalanan kehidupan yang panjang sejak nuzulul Qur'an. Dan kini kehidupan telah berubah menjadi lebih rumit dengan berkembangnya ilmu-ilmu kemakmuran inderawi yang bernama ekonomi.

Ilmu ekonomi lahir sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya aktivitas produksi dan konsumsi muncul dalam kehidupan manusia setelah manusia dihadapkan pada persoalan bagaimana memelihara,mempertahankan dan menyambung kehidupannya. Bermula sebagai  seorang diri,lalu bekerja sama sebagai anggota kelompok yang makin lama makin berkembang jumlahnya. Ekonomi memang merupakan aktivitas yang boleh dikatakan sama tuanya dengan keberadaan manusia dimuka bumi ini,tetapi kita baru mengenalnya ketika tahap perkembangan peradaban tertentu telah tercapai dalam kehidupan manusia,sebagaimana hukum gravitasi bumi telah berlaku sejak bumi ini diciptakan.

Karena persoalan produksi,perdagangan dan konsumsi adalah gejala kehidupan manusia yang universal sifatnya,maka benih-benih untuk lahirnya etika ekonomi sesungguhnya telah tersebar dan tercecer dimana-mana sesuai dengan tempat hidup manusia. Benih --benih pengetahuan ekonomi memperoleh tempat yang subur untuk berkembang oleh serangkaian proses pemikiran,pengamatan dan penulisan buku-buku ilmiah oleh pemikir-pemikir besar,yaitu Adam Smith pemikir terkemuka yang telah mem'bidan'I kelahiran ilmu ekonomi dengan tulisan monumentalnya " Inqury into the Nature and Causes of the wealth of  Nations" . Adam smith dengan sistem pasarnya memunculkan pengetahuan  tingkah laku ekonomi yang belum pernah ditemui sebelumnya yang kemudian menjadi bahan analisa bagi terbentuknya sebuah tubuh ilmu yang makin utuh. (syafaruddin Alwi, Berbagai aspek Ekonomi Islam, xv-xvi).

Munculnya ilmu ekonomi islam sebagai kebenaran perlu diupayakan untuk menuntun kebijaksanaan pembangunan ekonomi dalam rangka generasi kebudayaan dari homo economicus menjadi homo islamicus.(Syafruddin Alwi, berbagai aspek ekonomi islam,xxiii) Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari perekonomian masyarakat yang dilandasi nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi pada kapitalisme, sosialisme, maupun negera kesejahteraan. Perbedaan antara ekonomi pada kapitalisme dengan Islam, yaitu di dalam agama Islam menentang adanya bentuk eksploitasi oleh pemilik model terhadap buruh yang miskin dan melarang penumpukan kekayaan. Demikian juga, ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tuntutan dalam kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah.

A.Perbedaan Ekonomi Syariah dengan Ekonomi Konvensional

Sistem ekonomi konvensional lebih mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provit maupun expend, sedangkan dalam sistem ekonomi syariah, instrumen provit dan expend-nya berupa sistem bagi hasil.

Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis,sosialis maupun komunis, dan bukan pula berada di tengah-tengah dari ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya, serta komunis yang sangat diatur pemerintah bukan pasar. Ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta ketentuan yang boleh dan tidak boleh ditransaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan , serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. .(Djoko Muljono, Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah,2015)

Selain itu ekonomi syariah juga menekankan pada empat sifat,antara lain : 

          1. Kesatuan (unity).

          2. Keseimbangan (equilibrium)

          3. Kebebasan (free will)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun