Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Narasi Sri Patmi: Erosi Emosi

25 Desember 2020   19:16 Diperbarui: 25 Desember 2020   19:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Badanku masih terkulai lemas. Setiap aliran darahnya justru melemah. Menerima keadaan dimana setiap kata hilang tak bernyawa. Dia tak pernah mengira sehelai rambutnya masih tertinggal di pangkuanku. Saat tangisan itu masih jatuh pecah. Mengalir masuk dalam aliran darah. 

Pada akhirnya malah kita sama-sama tak berdaya. Penantian kita bersama di ujung senja. Jangan pernah bertanya lagi, aku masih belum memberi jawab. Karena kutahu jawabmu sedari awal. Takkan bisa dua satu dipadu akan beradu. 

Senyuman itu masih merekah. Kuelus helaian rambut yang masih kusut. Seperti urat wajahmu yang mulai mengkerut. Saking mendidihnya sudah lama memerah. Sontak, kau beranjak bangun. Dia memperhatikan seperti bingung. Linglung seperti hilang ingatan. Masih muda sudah alzheimer. Bergegas pergi tanpa menunggu. Selayang pandang ia pergi. Dibalik jendela, masih terlihat bayangannya yang disapu oleh waktu. Diasingkan terasa sendiri. Menerawang jauh, tak berani bertanya. Hanya menunggu setiap kata itu bungkam. Tak bicara diputus jarak. Dibuang oleh erosi emosi. Kain mori sudah siap diatas meja, bungkuslah aku. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun